Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Berlalu, Suramadu Masih Amburadul

Kompas.com - 25/10/2010, 04:07 WIB

Tidak diduga, Naimah pun meraup untung besar. Dalam sehari, Rp 1,5 juta lebih bisa masuk kantong Naimah.

Hal serupa juga dialami Imam, penjual nasi soto. Sebelumnya, Imam menjual Soto Madura di Surabaya dengan cara berkeliling. Namun, saat Suramadu dibuka, dia pun mencoba peruntungan dengan menjual soto di Suramadu.

Selain jualan soto, Imam juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai tukang ojek. ”Beberapa hari setelah Suramadu dibuka, banyak pengunjung ingin menikmati sensasi berkendara di atas jembatan terpanjang di Indonesia ini,” ucapnya.

Wisata Suramadu dengan memakai sepeda motor menjadi lahan penghasilan tambahan bagi Imam yang rela melepas pelanggan-pelanggan sotonya selama berjualan di Surabaya.

Pilihan Naimah dan Imam untuk kembali ke kampung halamannya tidak lepas dari potret potensi ekonomi di wilayah Suramadu tersebut.

Peneliti dari Universitas Trunojoyo Bangkalan, Ekna Satriyati menyebutkan, di tiga kecamatan dekat Jembatan Suramadu, banyak masyarakat menangkap peluang menjadi pedagang, termasuk yang sudah tinggal di Surabaya dan balik lagi ke Madura.

Di Kecamatan Kwanyar dan Kecamatan Labang, para pembuat perahu jungjung dan pengrajin kepang rela meninggalkan pekerjaannya untuk berdagang. ”Mereka baru kembali ketika ada pesanan untuk membuat perahu saja. Ketika tidak ada pesanan, waktu mereka manfaatkan untuk berdagang,” ujar Ekna.

Hasil penelitian juga mencatat, selain banyak warga Madura, terutama dari Bangkalan yang pulang kampung menjadi PKL di Suramadu, banyak juga warga yang tinggal di sekitar jembatan menemukan lahan pekerjaan sampingan. Setelah Suramadu dibuka dan kawasan itu ramah, banyak warga yang awalnya menganggur di rumah akhirnya berjualan sebagai PKL.

Rencana pembangunan

Kepala Badan Koordinasi Wilayah IV Pamekasan Eddy Santoso mengatakan, Pemprov Jatim telah menganggarkan dana Rp 20 miliar dalam Perubahan APBD 2010 untuk pembangunan tempat peristirahatan yang di dalamnya terdapat tempat bagi PKL. ”Proses sudah dimulai dengan pembebasan lahan serta penyiapan konsep tempat peristirahatan,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com