Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyawa Keluarga Kecil Itu Terenggut

Kompas.com - 03/10/2010, 09:11 WIB

Setiap dua pekan, Miko (panggilan Heru Wijatmiko) mengunjungi istrinya, Listyowati, dan empat anaknya di Kelurahan Bendan, Kota Pekalongan. Miko bekerja di PT Total Bangun Persada Jakarta.

Haryo meyakini adiknya ikut meninggal dunia setelah mencocokkan ciri fisik dan pakaian yang dikenakan korban dengan informasi yang ada di RSUD. Meski demikian, hingga sore hari nama Miko belum teridentifikasi sebagai korban tewas. Ia mengaku mengetahui kecelakaan dari televisi. Karena tahu adiknya naik kereta itu, ia dan keluarga berinisiatif untuk mengecek ke rumah sakit.

Kesedihan mendalam juga dirasakan Munir Harsanto (53) dan Ramini (43), orangtua Andreas Rudy Kristanto (25), warga Desa Karanglo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.

Munir tidak menyangka kalau anaknya menjadi korban dalam kecelakaan itu karena anaknya tidak memberi tahu kalau hendak pulang. Sejak tiga tahun lalu, anak pertama dari dua bersaudara itu bekerja di PT Guna Elektro, Jakarta.

Biasanya setiap akan pulang menengok orangtua, anaknya memberi kabar. ”Dua hari lalu ibunya ngebel (telepon), belum ada rencana pulang,” katanya.

Munir mengetahui anaknya pulang ke Semarang naik KA Senja Utama dari teman kerja korban, Ponco.

Tak hanya keluarga korban meninggal dunia yang berduka. Isak tangis juga mewarnai keluarga korban yang terluka. Keinginan Suharman (39) dan anaknya, Adinda Adita Pramesti (9), bersilaturahim ke rumah kakak Suharman, Suhardiman (41), di Semarang ternyata memberi jalan cerita lain.

Suharman yang saat itu berada di gerbong paling belakang (gerbong 9) terpental saat kereta api yang ditumpanginya tertabrak KA Argo Bromo Anggrek. Suharman mengalami patah kaki kiri, pinggul, dan jari kaki kanan. Sementara itu, Adinda atau Dinda patah kaki kanan dan kiri serta tangan kanan. ”Lebaran kemarin dia tidak bisa pulang, makanya sekarang dia berencana ke tempat saya,” kata Suhardiman.

Adapun orang ua dan kerabat Fikri Yadika Khoir (18), mahasiswa asal Kota Bekasi, Jawa Barat, yang juga tewas dalam kecelakaan, Sabtu pagi langsung berangkat ke Pemalang untuk menjemput jenazah korban.

Kisah-kisah memilukan datang dari para korban dan keluarganya. Mereka percaya kereta api merupakan moda transportasi yang paling aman. Ternyata, kepercayaan mereka terus diuji. (GAL/WIE/COK/ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com