Namun, Kubang berdalih, penculikan itu untuk menunjukkan kepada dunia internasional, masih ada kelompok yang belum puas dengan perjanjian damai.
Dalam penjara, Kubang bertemu dengan beberapa mantan anggota GAM lain, salah satunya adalah Teuku Sayed Azhar (30), terpidana sembilan bulan penjara dengan tuduhan kepemilikan senjata tajam yang juga berasal dari Sawang. Dia ditangkap seusai berunjuk rasa minta percepatan pembangunan jalan di desanya.
"Lebih dari 30 persen penghuni penjara di Lhoksukon adalah mantan GAM. Rata-rata kasusnya perampokan dan kepemilikan senjata," katanya.
Sayed juga kecewa dengan mantan petinggi GAM yang dinilai tidak hirau dengan nasib mantan anak buahnya.
"Kami tak pernah menikmati dana reintegrasi. Petinggi itu hanya peduli dengan nasib sendiri. Sebagian berlomba-lomba kawin lagi dan main proyek. Jika kondisi tak berubah, penjara di Aceh akan dipenuhi mantan pasukan GAM," ujarnya.
Sayed menyebut seorang mantan petinggi GAM yang memiliki kebun puluhan hektar, sementara anak buahnya dililit kemiskinan dan kesulitan mencari kerja.
Sayed, bapak satu anak itu, mantan anggota pasukan GAM wilayah Deli dan Aceh Timur. Masuk GAM sejak usia 17 tahun, dia berkualifikasi pasukan komando. Dia berada di balik aksi peledakan di Medan semasa konflik. Tertangkap, Sayed masuk ke Penjara Tanjung Gusta, Medan, 2003. Vonis 12 tahun hanya dijalaninya sampai 2006, seiring dengan perjanjian damai Helsinki. Tiga tahun kemudian, dia harus kembali mendekam di penjara dengan tuduhan kepemilikan senjata tajam.
Sayed dan Kubang masih menyimpan semangat perlawanan. "Tetapi, bukan perlawanan seperti yang dilakukan teroris dari Jawa itu," kata Kubang.
Kubang menambahkan, kelompoknya memiliki tujuan sendiri. "Kami setuju dengan syariat Islam, tetapi sebatas di Aceh. Tujuan utama kami memerdekakan Aceh. Kami tak memiliki hubungan apa pun dengan teroris itu," ungkapnya.
Satu-satunya pertalian Kubang dalam masalah teroris adalah hubungannya dengan Raja Rimba atau Kamaruddin (37). Raja Rimba adalah mantan Panglima Sagoe GAM di wilayah Lamleupung, Kecamatan Kuta Cotgle, Aceh Besar. Dia ditembak mati oleh polisi di Jalin, Janto, tak jauh dari lokasi pelatihan kelompok teroris itu.