Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Imlek untuk Indonesia

Kompas.com - 13/02/2010, 15:11 WIB

Selain barongsai, kelompok musik tradisional China juga mendapat berkah Imlek. Salah satunya, Harmony Chinese Music Group pimpinan Andry Harmony yang mendapatkan permintaan tampil lebih dari 20 kali selama Februari ini.

Andry mengatakan, sama seperti barongsai, penikmat musik tradisional China pun tak hanya dari etnis Tionghoa. Alasannya, jenis dan bunyi alat musiknya tak jauh beda dengan alat musik etnis lain, di antaranya, liu qin (sejenis ukulele), dizi (sejenis suling), ruan (sejenis gitar melodi), guzheng (sejenis kecapi), dan daruan (sejenis gitar bas).

"Penikmat bukan etnis Tionghoa tidak aneh karena merasa akrab dengan suara yang dikeluarkan alat musik tradisional China ini," kata Andry.

Untuk Indonesia

Meskipun kesenian itu berakar dari China, baik Panji, Aizan, maupun Andry mengatakan, apa yang mereka tampilkan adalah untuk Indonesia. Sejak awal mereka berharap kesenian ini menjadi milik Indonesia melalui proses akulturasi.

Salah satu akulturasi yang mudah terlihat adalah asal para personel. Panji menambahkan, semua personel Long Qing bukan etnis Tionghoa, melainkan ada yang etnis Sunda dan etnis lain. Hanya Ketua Dewan Pembina Tan Siau Gie yang berdarah Tionghoa. Hal sama terjadi di Naga Merah.

"Saya bahkan coba memadukan unsur barongsai dengan hiburan masyarakat Jawa Barat. Hasilnya seperti barongsai bodor, jajangkungan, hingga perkusi naga," kata Azian.

Musisi tradisional China, menurut Andry, merupakan percampuran beragam etnis, di antaranya dengan Sunda. Selain itu, kolaborasi karya dengan kesenian dan kelompok musik lain juga sering dilakukan.

"Kami pernah tampil dalam Festival Keroncong Internasional 2008 di Solo membawakan lagu bertema Jabar, 'Bandung Selatan di Waktu Malam'. Tanggapan penonton sangat positif karena musik tradisional China ini bisa memperkaya khazanah musik di Indonesia," tutur Andry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com