Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi "Raksasa" Lahir di Madura, Berat 6 Kg Tinggi 75 Cm

Kompas.com - 19/08/2009, 09:15 WIB

Ketika ditanya soal berat badan bayi tersebut, Aminah bersikukuh saat baru dilahirkan, berat bayinya 8 kg. “Ya, mungkin saja beratnya menyusut,” kata perempuan itu.

Aminah mengatakan, bayinya nanti akan diberi nama Wahyu Agus Perwira Putra. Meski tidak menjelaskan secara detail makna nama anaknya itu, Aminah mengait-kaitkan bayi itu sebagai berkah dari yang Maha Kuasa, sedangkan Perwira Putra karena ayahnya adalah seorang perwira polisi yang bertugas di Subag Intel Polwil Madura.

Iptu Soemanto mengatakan, meski anak keenamnya itu lahir dengan sejumlah keanehan, ia tidak akan membawanya ke dokter atau memeriksakan mengapa bayinya lahir seperti itu. “Yang penting anak saya lahir dengan selamat dan istri saya kondisinya juga sehat,” kata Soemanto kepada Surya.

Dikatakan, dari enam anak yang dilahirkan istrinya, hanya anak kelima yang ditangani bidan, sedangkan anak lainnya ditangani dukun bayi. Ia menambahkan, selama kehamilan anak keenam itu, hanya satu kali istrinya periksa ke dokter spesialis kandungan, selebihnya selalu ke dukun bayi.

Aminah mengisahkan, saat usia kandungan menginjak tujuh bulan, ia merasakan ada yang aneh pada kandungannya. Waktu itu ia memeriksakan kepada seorang dokter spesialis kandungan di Pamekasan. Ketika dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), ternyata bayi itu tidak tampak. Bahkan, di layar monitor komputer pun ia tidak terlihat.

Karena penasaran dan mengira ada yang salah terhadap USG perutnya, selesai dari dokter spesialis kandungan itu Aminah tidak langsung pulang, tapi mampir ke bidan langganannya untuk memeriksakan kandungannya. Ternyata hasil diagnosis bidan itu sama seperti yang dijelaskan dokter bahwa tidak tampak adanya bayi di perutnya.

Namun, Aminah saat itu yakin bayi itu ada dalam kandungannya. Keyakinannya bertambah begitu Aminah sampai di rumah dan di dalam perutnya terasa ada yang bergerak-gerak. “Aneh juga, begitu di rumah, bayi itu gerakannya terasa sekali, sampai telinga saya ini saya tempelkan di perut istri saya,” imbuh Soemanto.

Kini, sehari setelah kelahiran itu, demi kesehatannya, selain diberi ASI, si bayi juga diberi makanan tambahan bubur dan minuman air mineral.

Sementara itu, Toriyah (35), tetangga depan rumah Aminah, mengaku sedang berada di pasar ketika Aminah melahirkan bayinya. Begitu pulang, ia melihat rumah Aminah sudah ramai oleh warga yang menjenguknya.

“Waktu itu saya lihat bayinya bersih seperti sudah dimandikan. Padahal, saat itu baru saja dilahirkan. Bagi saya dan tetangga, kelahiran bayi itu wajar karena Umi Aminah punya kelebihan (mengobati orang sakit),” kata Toriyah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com