Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajurit Yonif 751 Mengamuk

Kompas.com - 30/04/2009, 05:22 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com - Sekitar 100 prajurit TNI Angkatan Darat Batalyon Infanteri 751/Berdiri Sendiri, Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (29/4), mengamuk di halaman markas mereka di Jalan Kemiri, Sentani. Mereka melepaskan tembakan belasan kali ke udara.

Hal itu dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Komandan Yonif 751/BS Letkol (Inf) Lambok Sihotang.

Dalam peristiwa itu, Wakil Komandan Yonif 751/BS Mayor (Inf) Raimond Power Simanjuntak mengalami luka bocor di bagian kepala akibat terkena lemparan benda keras. Wartawan yang meliput kejadian itu dihalau, dikejar, serta dirampas kameranya oleh para tentara.

Situasi baru terkendali Rabu sore setelah Panglima Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih Mayor Jenderal AY Nasution turun ke lapangan.

Aksi itu diduga berawal dari kekecewaan para prajurit terhadap sikap Lambok Sihotang yang dinilai kurang peduli atas kematian Prajurit Satu Joko, salah satu anggota Yonif 751/BS.

Joko, anggota Kompi E Sukamto (Sentani), meninggal hari Minggu (26/4) di Rumah Sakit TNI Marthen Indey, Jayapura, karena kanker. Sebelum meninggal, Joko membuat surat wasiat agar ia dimakamkan di Nabire, Papua.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol (Inf) Susilo di Markas Kodam Cenderawasih, Jayapura, Rabu, mengatakan, saat bertugas di Sukamto, 70 kilometer dari Markas Yonif 751/BS, Joko yang kelahiran Nabire itu menderita kanker selama dua bulan.

”Korban minta izin kepada atasan agar diobati secara tradisional di rumah orangtuanya di Nabire. Setelah diobati secara tradisional di Nabire, kondisi kesehatan korban tidak membaik,” kata Susilo.

Joko sempat dibawa ke Kodim Nabire untuk mendapatkan perawatan. Setelah beberapa hari dirawat, kondisi Joko terus memburuk sehingga ia dirujuk ke Rumah Sakit TNI AD Marthen Indey di Jayapura.

Setelah dirawat selama seminggu di rumah sakit, Joko meninggal dunia. Jenazah Pratu Joko kemudian dibawa oleh rekan-rekannya ke Markas Yonif 751/BS di Sentani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com