Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesurupan, Pesan dari Dunia Niskala

Kompas.com - 17/04/2008, 19:07 WIB

Orang tersebut dianggap bisa membantu menyembuhkan orang lain atau menyelesaikan upacara keagamaan. Ada juga yang kesurupan setelah mengalami masalah di luar kemampuannya, sehingga ia berada dalam keadaan pasrah.

Contohnya para demonstran dalam memperjuangkan reformasi atau mereka yang melawan eksekutor karena rumahnya digusur. Atau sewaktu perang kemerdekaan, ribuan rakyat hanya berbekal bambu runcing, dengan dikomando oleh pimpinannya, berani menyerbu kapal Belanda yang dilengkapi meriam.  

Ada yang kesurupan setelah mengikuti pertunjukan musik, ikut larut dan tanpa sadar berteriak-teriak dan berjingkrak-jingkrak seirama dengan penyanyinya. Ada juga yang kesurupan setelah mendengar irama gamelan atau musik yang lambat atau crescendo yang monoton, atau membaui kemenyan dan aroma bunga-bunga.  Juga sopir yang melakukan perjalanan panjang sendirian disertai irama musik monoton, tanpa sadar tiba-tiba sudah sampai di tujuan.

Demikian juga pemain basket yang melakukan slam dunk, penari, pelukis, dan kegiatan-kegiatan lainnya.  Mereka yang melaksanakan meditasi rileksasi ´Suryani´ justru dilatih untuk bisa berada dalam keadaan kesurupan, sehingga bisa mengerjakan sesuatu dengan cepat saat ide-ide datang mengalir.

Menulis ide dalam bentuk tulisan dilakukan secara otomatis tanpa merasa lelah. Namun, bagi mereka yang lemah dan yang tidak dekat dengan Tuhan, kesurupan bisa merupakan perwujudan masuknya roh-roh lain seperti roh halus, santet, atau roh-roh buatan atau kiriman manusia. Dalam khasanah Islam, orang biasanya kesurupan hanya oleh jin.

Dikendalikan Spirit
Banyak yang mengira, saat kesurupan, ada roh luar yang masuk ke dalam tubuh. Sebenarnya yang terjadi adalah kekuatan dari luar tidak bisa memasuki diri seseorang.  

Kekuatan tersebut hanya mengendalikan orang itu dari luar dirinya. Bisa diumpamakan sebagai radio atau televisi. Bunyi, suara, atau tayangan gambar yang didengar atau dilihat tentang seseorang bukan berarti orang itu masuk dalam radio atau TV.  

¨Yang didengar atau dilihat adalah frekuensi suara atau gambarnya saja,¨ tutur Prof. Suryani.

Jadi, pada dasarnya saat kesurupan, seseorang dikendalikan oleh spiritnya (roh, atma) atau oleh spirit lain (Tuhan, dewa, leluhur, atau yang lainnya).  Ada beberapa tingkat kesadaran. Ada kesadaran menurun sampai koma, kesadaran biasa seperti keadaan sehari-hari, dan kesadaran yang meninggi, yakni keadaan trance (hening) dan possession (kesurupan).

Dalam bidang psikiatri, kesurupan dinyatakan sebagai keadaan yang menunjukkan adanya kehilangan sementara tentang penghayatan akan identitas dan kesadaran lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com