Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah-gajah yang Menjadi Pahlawan

Kompas.com - 02/05/2010, 09:06 WIB

KOMPAS.com — Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, yang wilayahnya masuk Lampung dan Bengkulu, gajah adalah pahlawan. Setelah dilatih, binatang besar berbelalai itu dapat diandalkan untuk mengatasi perambahan dan serangan gajah liar terhadap penduduk di sekitar hutan. Bagaimana ceritanya?

Hari sudah larut. Senin (26/4/2010) itu sekitar pukul 01.00 WIB, Heru Santoso (34), mahout alias perawat gajah, meningkatkan kewaspadaan. Dia berjaga di gardu pos patroli gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di kawasan Bengkunat Belimbing, Lampung Barat.

”Saya jaga-jaga kalau ada gajah liar masuk kampung lagi. Teman-teman lain sedang istirahat karena kemarin malam capek mengusir 15 gajah yang masuk kampung,” kata lelaki itu sambil merokok untuk mengusir dingin.

Bagus, malam itu tak ada serangan gajah liar. Namun, pagi harinya, sekitar pukul 09.00, Heru bersama beberapa mahout lain, pembantu mahout, dan polisi hutan tetap bersiap untuk patroli lagi. Mereka memandikan dan memberi makan empat gajah yang diberi nama laiknya manusia: Karnangin (30 tahun), Yongki (30), Renggo (20), dan Arni (20).

Heru kemudian naik ke atas punggung Yongki. Dua lain masing-masing mengendalikan Karnangin dan Renggo. Ketiga gajah itu diarahkan ke tangga agar dua polisi hutan, Phylippus Samirun (52) dan Dwi Wiraprobo (34), bisa ikut naik dari atas tangga. Maklum, satu gajah bisa ditunggangi dua-tiga orang.

Ketiga gajah itu, yang tampak santai saja mengangkut para mahout dan polisi hutan, kemudian bergegas menuju arah hutan. Sambil berjalan, gajah dengan kuping lebar yang terus bergerak-gerak itu mengunyah potongan pelapah daun kelapa, sementara dua polisi hutan di atasnya menenteng senapan PM A1 dengan peluru kaliber 9 x 21 milimeter.

”Beginilah kami biasa memulai patroli. Patroli memantau perambahan hutan siang hari. Malam harinya menggiring gajah liar menjauhi perkampungan,” kata Phylippus yang juga menjadi Kepala Resor Pemerihan.

Sudah 10 bulan ini Pos Pemerihan menjadi markas Patroli Gajah di TNBBS. Program ini hasil kerja sama TNBBS dengan Taman Nasional Way Kambas, Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Barat, dan Forum Komunikasi Mahout Sumatera. Gajah-gajah itu sendiri didatangkan dari Taman Nasional Way Kambas.

Gajah-gajah tersebut punya peran penting. Binatang itu sangat kuat, bisa menjelajahi kawasan hutan hingga masuk ke pedalaman, dan ditakuti binatang liar di hutan. Dengan naik gajah, polisi hutan merasa lebih percaya diri saat memantau taman nasional dan mengusir perambah hutan.

Gajah juga dapat memakan tanaman hasil rambahan, seperti kopi dan cokelat atau kakao. Dengan begitu, perambah diharapkan kapok menebangi pohon dan berkebun di tengah hutan. ”Sudah sekitar 200 hektar kawasan rambahan yang bisa diselamatkan lewat patroli gajah,” kata Amri, Kepala Seksi Wilayah II Bengkunat Belimbing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com