Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah-gajah yang Menjadi Pahlawan

Kompas.com - 02/05/2010, 09:06 WIB

Untuk mengatasi konflik gajah liar dengan manusia, gajah itu juga efektif. Mereka bisa menggiring kawanan gajah liar dari perkampungan penduduk. Gajah liar itu harus dikembalikan ke habitatnya di tengah hutan karena bisa melukai penduduk atau memangsa tanaman di kebun rakyat.

Dilatih

Bagaimana gajah-gajah itu bisa membantu program TNBBS? Gajah-gajah itu adalah gajah lokal yang memang berhabitat di Lampung. Mereka telah dijinakkan, dirawat, dan dilatih secara khusus selama bertahun-tahun.

Setelah dianggap terampil, gajah baru dipekerjakan. Para mahout mengendalikan mereka dengan aba-aba, teriakan, atau kaki. Kadang, dipakai juga semacam cambuk dengan ujung lancip. ”Kalau sudah merasa nyaman dan mengerti manusia, gajah akan manut (ikut/patuh) saja dengan kita,” kata Heru.

Saat di lapangan, gajah terlatih tersebut akan menggiring gerombolan gajah liar dari areal perkampungan menuju hutan. Para petugas berteriak-teriak sambil meletupkan semacam mercon karbit dalam pipa. Gajah terlatih sudah dibiasakan mendengar suara itu sehingga tetap tenang. Beda dengan gajah liar, mereka ketakutan dan lari.

Meski demikian, cara itu tak selalu mulus. Gajah liar yang tersudut bisa jadi menyerang balik. ”Kalau sudah begitu, kami memilih lari menyelamatkan diri,” kata Phylippus.

Begitulah, gajah-gajah itu diandalkan untuk membantu menjaga kelestarian TNBBS. Binatang tersebut diterjunkan karena perambahan hutan dan konflik gajah liar dengan manusia masih saja menjadi masalah.

Perambahan di taman nasional mencapai sekitar 57.000 hektar dari total lahan 356.800 hektar. Konflik gajah liar dengan manusia juga masih berlangsung, bahkan pernah menewaskan seorang warga Pemerihan.

”Gajah membantu kami mengatasi menjaga TNBBS. Sejak tahun 2004, taman nasional ini ditetapkan UNESCO sebagai tapak warisan dunia atau The Tropical Rainforest Heritage of Sumatera,” kata Kepala Balai Besar TNBBS Kurnia Rauf.

Atas pertimbangan itu pula, WWF mau memberi bantuan. Organisasi lingkungan yang berkantor pusat di Swiss itu mengucurkan dana sekitar Rp 20 juta per bulan selama program patroli gajah Juni 2009 sampai Juni 2010. (Ilham Khoiri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com