Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Islam Direduksi dan Dibajak

Kompas.com - 28/08/2009, 05:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comIslam sebagai rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin) tidak hanya dipersempit dan direduksi, tetapi juga disimpangkan dan bahkan dibajak oleh beberapa orang Islam yang kerap mengklaim sebagai Muslim sejati.

Demikian ditegaskan Kepala Badan Litbang serta Pendidikan dan Latihan Departemen Agama HM Atho Mudzhar dalam ceramah menjelang buka puasa bersama di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/8).

Terhadap langkah beberapa orang yang justru kerap mengklaim sebagai Muslim sejati itu, Atho berharap, mayoritas umat Islam Indonesia yang moderat bersatu padu dan bersikap tegas dalam menyatakan pandangan dan sikap. Dengan begitu, tidak ada peluang sedikit pun bagi para pembajak Islam bersembunyi.

”Mungkin sudah saatnya bagi kelompok mayoritas Muslim Indonesia yang moderat itu untuk tak hanya menjadi silent majority, tetapi harus bersatu padu dan lebih tegas lagi dalam menyatakan pandangan dan sikap. Dengan demikian, masyarakat luas lebih mudah mengambil posisi dan tidak memberi peluang sedikit pun bagi persembunyian para pembajak Islam itu,” katanya.

Islam sebagai rahmat berarti jalan keselamatan, kemaslahatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia di dunia ataupun di akhirat. Islam sebagai rahmatan lil alamin juga mengandung arti, Islam adalah agama universal, agama bagi semua umat manusia.

”Ada dua tantangan yang dihadapi kaum Muslimin di dunia dalam mengusung konsep dan peran Islam sebagai rahmatan lil alamin sekarang ini, yaitu tantangan ketidakpahaman sebagian pemeluk Islam tentang agamanya serta tantangan penyimpangan pemahaman dan pembajakan Islam oleh kelompok garis keras tertentu,” ujar Atho.

Jihad

Atho juga menjabarkan tentang konsep jihad yang maknanya bersungguh-sungguh, bukan melulu perang karena Islam suka damai. Untuk jihad dalam arti perang harus ada tiga syarat penting, yaitu bertemunya dua pasukan Islam dan musuh Islam, negeri Islam diduduki bangsa lain, dan imam atau pemimpin negara memerintahkan hal itu.

Buka puasa di Istana Negara atas undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadirkan pimpinan lembaga negara, menteri, para duta besar negara Islam, kepala lembaga pemerintah nondepartemen, pejabat departemen, direktur utama BUMN, tokoh pers, dan alim ulama. Hadir juga wakil presiden terpilih, Boediono, bersama Ny Herawati Boediono dan beberapa anggota tim sukses SBY-Boediono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com