UNGARAN, KOMPAS.com - Kepanikan terjadi jelang kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan rombongan di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Rabu (19/6/2024). Sebab, pompa bantuan Kementan yang akan diserahkan ke warga, tidak bisa menyedot air sungai.
Kejadian berawal saat pompa tersebut dihidupkan untuk diujicoba. Meski mesin pompa menyala, namun tidak bisa menyedot air. Sehingga air tidak bisa disalurkan ke pipa.
Beberapa warga kemudian turun ke sungai untuk melakukan perbaikan. Seorang anggota TNI pun turut membantu, namun upayanya belum membuahkan hasil.
Baca juga: Ini yang Didiskusikan Bupati Sri Mulyani Saat Dampingi Presiden Jokowi Tinjau Pompanisasi di Klaten
Cara 'memancing' pun tak berhasil. Beberapa kali selang dari pompa diisi air dari sungai yang diambil dari ember. Bahkan, selang tersebut sempat diangkat hingga ke jembatan agar air masuk ke pompa.
Setelahnya, warga dan petugas melepas selang dari saluran keluar dan air dimasukkan langsung ke pompa. Cara ini pun berhasil menyemprotkan air keluar, hingga warga yang sempat was-was bertepuk tangan menyaksikan air menyemprot dengan deras.
Drama sekira 30 menit itu berhasil berakhir dengan membahagikan. Apalagi, tak lama kemudian, sekira 10 menit berselang, Presiden Jokowi dan rombongan tiba di lokasi.
Setelah sempat menyapa warga, Jokowi berjalan meninjau penyaluran air melalui pipa ke lahan pertanian.
Sebelumnya, Kepala Desa Kalibeji Ngatman mengatakan pompa tersebut mengambil air dari sumber Sungai Blere dengan pipa sepanjang 50 meter.
"Selanjutnya dari saluran irigasi ke lahan pertanian sepanjang kurang lebih 700 meter," jelasnya.
Menurut Ngatman, luas lahan pertanian di Desa Kalibeji sekira 77,38 hektar. Sebenarnya di Desa Kalibeji ada dua kali panen. Namun belakangan, panen kedua gagal karena musim kemarau.
"Padahal kalau menurut perhitungan, panen saat musim tanam gadhu atau kemarau itu hasilnya lebih besar, satu hektare bisa 8-10 ton. Sementara kalau panen musim hujan, satu hektare sekira 6-7 ton," kata Ngatman.
Dia mengaku berterimakasih dengan bantuan pompa dari Kementerian Pertanian. Karena pompa tersebut bisa membantu pengairan di wilayah yang kurang air.
"Pompanya kekuatan 16 pk dan pipa enam inchi, tentu ini sangat besar dan bisa membantu petani. Kami berharap dengan adanya ini, warga semakin sejahtera," jelas Ngatman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.