Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Sebut Politik Dinasti Mulai Ramai sejak 2009, Kepala Daerah Sibuk Memperkaya Diri dan Membangun Dinasti

Kompas.com - 07/06/2024, 05:15 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebutkan, praktik politik dinasti sejatinya telah menjamur sejak 2009 saat otonomi daerah berlaku.

Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan di hadapan ratusan bakal calon kepala daerah yang hadir di Hotel Grand Parkinson Semarang, Kamis (6/6/2024).

 

Cak Imin mengatakan, dari 2009-2014 menyaksikan pertumbuhan ekonomi yang terjaga dengan baik karena otonomi daerah berhasil menjadi penyangga ekonomi.

"Tapi yang harus kita catat saat pendaftaran calon kepala daerah, muncul kritik di era 2009, kritiknya adalah, otonomi daerah telah melahirkan raja-raja baru yang sulit diatur, sehingga sinkronisasi dalam rangka budgeting menjadi sangat kompleks masalahnya, tidak menjadi satu tujuan," ungkap Imin dalam sambutannya.

Baca juga: Soal Korupsi Dana Perbaikan Jalan oleh Kades di Magelang, Sebagian Uang untuk Investasi Lahan Terdampak Tol Solo-YIA

Baca juga: 10 Kasus Korupsi dengan Kerugian Negara Terbesar di Indonesia

Memperkaya diri sendiri

Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar memberi pembekalan di Hotel Grand Parkinson View Semarang, Kamis (6/6/2024).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar memberi pembekalan di Hotel Grand Parkinson View Semarang, Kamis (6/6/2024).

Bahkan dirinya menyebutkan terjadi penyelewengan. Terutama para kepala daerah di luar Jawa mendapat kritik karena anggaran diprioritaskan untuk membangun kemewahan kantor dan rumah dinas kepala daerah.

"Kritik kemudian berkembang, kepala daerah sibuk dengan kewenangan yang besar itu untuk menumpuk dan memperkaya diri," lanjutnya.

Menurutnya, sejak saat itu dinasti politik mulai dibangun oleh para penguasa di daerahnya masing-masing. Sehingga politik dinasti dinilai bukan hal baru di Indonesia.

"Di sisi lain, banyak kepala daerah yang membangun dinasti. Jadi kalau perihal politik dinasti sudah lama mulai," bebernya.

Baca juga: Daftar Partai Politik di Indonesia untuk Pemilu 2024

Lebih lanjut, merespons keputusan MA terkait batas usia calon kepala daerah yang dinilai mendadak itu disebut mengejutkan publik dan merepotkan semua pihak.

"Yang menjadi penting adalah kembali kita dikejutkan oleh keputusan-keputusan menjelang pilkada, saya berharap lembaga pengambil keputusan di bidang aturan, itu sehendaknya mengambil keputusan jauh hari sebelum kompetisi, sehingga tidak merepotkan semua pihak dalam proses itu," terangnya.

Putusan itu juga dipastikan tidak menguntungkan bagi partainya.

Kendati demikian, pihaknya tidak memilki pilihan selain menaati putusan yang telah dikeluarkan MA tersebut.

"Ya, itu keputusan yang mau tidak mau sudah memang kewenangan yang dimiliki MA, kita harus laksanakan," tandas Imin. 

Baca juga: Soal Dukungan Abu Bakar Baasyir, Cak Imin: Kita Tidak Bisa Membatasi atau Melarang, Silakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sakit Hati Ditelantarkan, Anak di Kebumen Bunuh Ayah yang Baru Pulang Merantau

Sakit Hati Ditelantarkan, Anak di Kebumen Bunuh Ayah yang Baru Pulang Merantau

Regional
Solo Jadi Tuan Rumah Peparnas 2024, Gibran: Siap, 2 Kali Pengalaman ASEAN Para Games

Solo Jadi Tuan Rumah Peparnas 2024, Gibran: Siap, 2 Kali Pengalaman ASEAN Para Games

Regional
5 Kecamatan di Magelang Rentan Kekeringan Saat Musim Kemarau

5 Kecamatan di Magelang Rentan Kekeringan Saat Musim Kemarau

Regional
Anak Bunuh Ayah di Kebumen, Korban Ber-KTP Kalimantan

Anak Bunuh Ayah di Kebumen, Korban Ber-KTP Kalimantan

Regional
Seorang Perempuan dan Anaknya di Deli Serdang Tewas Tertimpa Pohon

Seorang Perempuan dan Anaknya di Deli Serdang Tewas Tertimpa Pohon

Regional
3 Hari Dieng Diselimuti Embun Es, Suhu Pagi Ini Minus 0,57 Derajat Celsius

3 Hari Dieng Diselimuti Embun Es, Suhu Pagi Ini Minus 0,57 Derajat Celsius

Regional
Menpora Gelar Rapat Perdana dengan Gibran Usai Solo Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Peparnas 2024

Menpora Gelar Rapat Perdana dengan Gibran Usai Solo Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Peparnas 2024

Regional
Pemuda di Mataram Cabuli Pelajar SMA, Pelaku Ancam Sebar Foto Asusila Korban

Pemuda di Mataram Cabuli Pelajar SMA, Pelaku Ancam Sebar Foto Asusila Korban

Regional
Anak Bunuh Ayah di Kebumen Terancam Hukuman Seumur Hidup, Saat Ini Pelaku Dirawat

Anak Bunuh Ayah di Kebumen Terancam Hukuman Seumur Hidup, Saat Ini Pelaku Dirawat

Regional
Kelompok Remaja di Banjarmasin yang Konvoi Bawa Sajam Ditangkap

Kelompok Remaja di Banjarmasin yang Konvoi Bawa Sajam Ditangkap

Regional
Tangan Bengkak dan Bernanah Usai Disuntik Perawat, Pasien Kanker Payudara Somasi RSUP NTB

Tangan Bengkak dan Bernanah Usai Disuntik Perawat, Pasien Kanker Payudara Somasi RSUP NTB

Regional
HUT Ke-240 Pekanbaru, Pj Walkot Risnandar Buka Agenda Pekan Raya Pekanbaru 2024

HUT Ke-240 Pekanbaru, Pj Walkot Risnandar Buka Agenda Pekan Raya Pekanbaru 2024

Kilas Daerah
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 21 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 21 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Regional
Sejumlah Pabrik di Jateng Tutup, Pj Gubernur Nana Minta Tidak Dibesar-besarkan

Sejumlah Pabrik di Jateng Tutup, Pj Gubernur Nana Minta Tidak Dibesar-besarkan

Regional
Penyelundupan Burung Hutan Terjadi Lagi, Lampung 'Hotspot' Perdagangan Ilegal

Penyelundupan Burung Hutan Terjadi Lagi, Lampung "Hotspot" Perdagangan Ilegal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com