MAGELANG, KOMPAS.com - Pandai besi menjadi salah satu yang meneguk manfaat atas hari raya Idul Adha.
Ia mendulang laba dari orang-orang yang hendak menyembelih hewan kurban dengan pisau yang mantap.
Salah seorang tukang besi itu adalah Sumardi (66), asal Dusun Sanggrahan, Desa Rejosari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Dia mengaku, sejak April lalu, banyak konsumen memesan beragam pisau untuk Idul Adha pada 17 Juni 2024.
Baca juga: Viral, Gerombolan Pelajar SMK Konvoi Sambil Bawa Sajam di Magelang
Mulai dari pisau jenis sembelih, potong (kelet), cacah daging, cacah tulang, sampai kapak.
“Saya lupa total jumlah pisau yang saya buat. Paling tidak lebih dari 50 pisau untung yang jenis sembelih. Kalau yang kecil-kecil, seperti pisau kelet, malah tidak terhitung,” tutur Sumardi, saat ditemui di bengkelnya, Kamis (6/6/2024).
Konsumen pisau tidak sebatas perseorangan, misalnya, tukang jagal.
Namun, Sumardi bilang, kebanyakan pemesan merupakan takmir masjid. Mereka ada yang cuma minta pisaunya diasah supaya tajam, ada pula yang membeli pisau.
“Takmir dari Yogyakarta dan Magelang, insya Allah, pakai pisau buatan saya,” ujar dia.
Harga “pisau sembelih” dibanderol mulai Rp 700.000 sampai Rp 1,3 juta per buah, tergantung kualitas besi. Adapun pisau kelet rata-rata dipatok Rp 60.000 per buah.
Sumardi menjadi pandai besi sejak warsa 1991. Dia meneruskan usaha mendiang bapaknya yang sudah berlangsung sejak 1980-an.
Baca juga: Korupsi Dana Perbaikan Jalan Rp 786,2 Juta, Kades di Magelang Dinonaktifkan
Saat ini dirinya dibantu empat pekerja. Produk yang dihasilkan tak cuma pisau, ada pula seperangkat alat makan (sendok, garpu), cangkul, arit, sampai katana.
Produk-produk ini telah menjangkau pembeli di Papua, Kalimantan, bahkan Eropa.
“Saya pernah bikin pisau steak. Bawa ke Belanda dan Belgia. Enggak tahu gimana pembeli itu tahu, tiba-tiba ke sini,” ujar dia.