Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penjual Kopi Keliling di Demak Dianiaya 6 Pesilat

Kompas.com - 05/06/2024, 16:37 WIB
Nur Zaidi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Wahyu Setya Aji (20) seorang penjual kopi keliling asal Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng) menjadi korban penganiayaan oknum pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Akibatnya, Wahyu mengalami luka memar lebam di bagian kepala, hidung, pelipis, hingga perut.

Atas kejadian itu, polisi mengamankan 6 orang pelaku dan kini dalam tahap penyidikan.

Baca juga: Ibu Rumah Tangga di Cibadak Sukabumi Diduga Dianiaya Tetangganya

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Demak, AKP Winardi mengatakan, penganiayaan itu terjadi pada Kamis (30/5/2024) pukul 00.45 WIB.

Kronologi awal bermula dari sepotong baju berlambang PSHT milik teman Wahyu yang tertinggal di rumahnya.

Lantas teman Wahyu yang lain mengabarkan kepada pelaku bahwa Wahyu mengaku-ngaku sebagai anggota PSHT.

Pada pukul 21.00 WIB yang sedang berjualan kopi keliling dijemput oleh para pelaku dan dibawa ke Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam untuk menulis pernyataan bukan anggota PSHT dan membacakannya.

"Korban membaca surat itu, pernyataan bahwa dia bukan anggota PSHT, langsung dilakukan aniaya oleh para tersangka di saat itu juga," kata Winardi kepada awak media di Polres Demak, Rabu (5/6/2024).

Sejauh ini polisi berhasil mengamankan 6 orang yang keseluruhan berasal dari Kecamatan Bonang, yakni Rival, Dimas, Misbahul Munir, Arif, Akbar, dan Hafish.

"Tersangka sudah kita amankan semua dan saat ini masih dalam proses penyidikan," ujarnya.

Winardi menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan pengurus PSHT.

"Kemarin pengurus PSHT sudah koperatif memberi konfirmasi kepada Satreskrim," katanya.

Pada tersangka dikenakan pasal 170 KUHP dengan ancaman penjara maksimal 5 tahun 6 bulan penjara.

Winardi mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tergabung dalam kelompok apapun agar tidak melakukan tindak kekerasan atau pidana.

"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tergabung dalam kelompok apapun jangan melakukan kegiatan atau melakukan tindak pidana semaunya," ucapnya.

Baca juga: Terduga Pengedar Narkoba di Batubara Tewas Saat Penggerebekan, Diduga Dianiaya Polisi

Seperti diketahui, aksi pengeroyokan oknum pesilat tersebut juga sempat viral di media sosial Facebook dan status WhatsApp.

Dalam video yang diterima Kompas.com, nampak sejumlah pemuda memukul seorang yang baru saja membacakan teks tulisan kertas.

"Gadungan remok, wong Krajanbogo ngetan sitik," tulis keterangan video.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terungkap, Temuan 9,5 Kg Sabu dan 9.000 Butir Pil Ekstasi di Bengkalis

Terungkap, Temuan 9,5 Kg Sabu dan 9.000 Butir Pil Ekstasi di Bengkalis

Regional
Tokoh Pendiri Provinsi Belitung Meninggal di Mekkah

Tokoh Pendiri Provinsi Belitung Meninggal di Mekkah

Regional
Pemprov Kepri: Calon Kepala Daerah Petahana Wajib Cuti 60 Hari

Pemprov Kepri: Calon Kepala Daerah Petahana Wajib Cuti 60 Hari

Regional
Polisi Bangka Barat Gagalkan Penyelundupan 4 Ton Timah Ilegal

Polisi Bangka Barat Gagalkan Penyelundupan 4 Ton Timah Ilegal

Regional
Sampah Menumpuk di Jalan, Bupati Pemalang Sebut Ada Pegawai DLH yang Lakukan Sabotase

Sampah Menumpuk di Jalan, Bupati Pemalang Sebut Ada Pegawai DLH yang Lakukan Sabotase

Regional
Terdesak Biaya Sekolah Anak, Pria 34 Tahun Maling di Rumah Tetangga

Terdesak Biaya Sekolah Anak, Pria 34 Tahun Maling di Rumah Tetangga

Regional
Melihat Pernikahan Adat Jawa di Candi Borobudur, Pengantin Dikirab Bregada Sebelum Ijab Kabul

Melihat Pernikahan Adat Jawa di Candi Borobudur, Pengantin Dikirab Bregada Sebelum Ijab Kabul

Regional
Gulo Puan, Kuliner Langka Kegemaran Bangsawan Palembang

Gulo Puan, Kuliner Langka Kegemaran Bangsawan Palembang

Regional
Pj Gubernur Banten Al Muktabar: Basis Satu Data Penting untuk Sukseskan Program Pemerintah

Pj Gubernur Banten Al Muktabar: Basis Satu Data Penting untuk Sukseskan Program Pemerintah

Regional
Kuras Sumur, Pria di Cilacap Tewas

Kuras Sumur, Pria di Cilacap Tewas

Regional
International Tour de Banyuwangi Kembali Digelar, Diikuti 20 Tim dari 9 Negara

International Tour de Banyuwangi Kembali Digelar, Diikuti 20 Tim dari 9 Negara

Regional
Tunggu Putusan Pengadilan, Pemkot Jambi Siapkan Anggaran untuk SDN 212

Tunggu Putusan Pengadilan, Pemkot Jambi Siapkan Anggaran untuk SDN 212

Regional
Putrinya Jatuh dari Lantai 3 Tempat Gim di Pontianak, Selamet: Saya Sudah Kayak Orang Gila...

Putrinya Jatuh dari Lantai 3 Tempat Gim di Pontianak, Selamet: Saya Sudah Kayak Orang Gila...

Regional
Cegah Jebol Berulang, Proyek Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Gunakan Struktur 'Retaining Wall'

Cegah Jebol Berulang, Proyek Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Gunakan Struktur "Retaining Wall"

Regional
Kronologi Anak Bunuh Ayah Kandung di Kebumen, Motifnya Sakit Hati

Kronologi Anak Bunuh Ayah Kandung di Kebumen, Motifnya Sakit Hati

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com