PALEMBANG, KOMPAS.com-Polisi menangkap enam perampok toko sembako yang berada di Jalan Pangeran Ayin, Kelurahan Kenten Laut, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Keenam pelaku tersebut adalah Ali Topan (28), Budiman (41), Rian (36) Masagus Usman (46) yang semuanya tercatat sebagai warga Palembang dan Muslimin (22) warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Mawarni warga Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Hasil pemeriksaan, Ali adalah otak pelaku dari perampokan tersebut. Ia merupakan karyawan toko sembako milik korban yang bernama Shelsy yang mengaku sedang terlilit utang pinjaman online (Pinjol).
Baca juga: Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo, keenam pelaku merampok toko sembako pada Minggu (26/5/2024) dini hari.
Mereka masuk ke dalam toko ketika korban sedang tertidur lelap. Kemudian, mereka mendobrak pintu dan langsung menuju kamar.
"Korban sempat mengunci pintu kamar, namun didobrak oleh pelaku," kata Anwar saat melakukan gelar perkara, Senin (3/6/2024).
Anwar menjelaskan, pelaku pun sempat ikut menyekap ibu dari Shelsy yang berada di kamar depan. Keduanya diikat menggunakan tali dan dipaksa untuk menunjukkan lokasi tempat penyimpanan uang.
Agar tidak diketahui, pelaku juga ternyata menutup mata korban dengan menggunakan lakban.
"Pelaku ini sempat melakukan pelecehan seksual kepada korban dan menyiramnya menggunakan bensin. Karena ketakutan korban lalu menunjukkan lokasi tempat penyimpanan uang," ujarnya.
Baca juga: Geng Motor di Medan Rampok Warga, Mengancam dengan Parang dan Katapel
Dari toko tersebut, pelaku mengambil uang sebanyak Rp 31 juta, beserta emas dan puluhan pack rokok bahkan handphone. Kemudian satu unit mobil korban jenis Toyota Avanza juga dibawa kabur pelaku.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi sehingga, pelaku tertangkap di tempat terpisah pada Minggu (2/6/2024).
"Otak pelaku perampokan ini adalah tersangka Ali yang merupakan mantan karyawan korban, motifnya karena ekonomi," jelasnya.