Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pengais Kemiri, Kisah Lima Bersaudara Bertahan Hidup Bersama Kakek di Manggarai Timur

Kompas.com - 28/05/2024, 16:24 WIB
Markus Makur,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com — Langit cerah menyambut pagi di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Pagi ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang mendung dan berkabut, memberikan sinar harapan bagi perjalanan kami menuju pelosok Manggarai Timur.

Kami berencana untuk melihat dari dekat kehidupan lima bersaudara yang tinggal bersama kakek mereka, Wilhelmus Seong (62), di Kampung Kopalandu, Desa Ranakolong, Kecamatan Kota Komba.

Baca juga: Caleg DPR RI Terpilih Asal NTT Diduga Sabotase Usaha Pengangkutan Sisa Tambang di Maluku, Pengusaha Lokal Mengeluh

Perjalanan kami dimulai dengan sepeda motor tua, melintasi jalan Transflores menuju pertigaan Kampung Kalabumbu. Dari sana, kami melanjutkan perjalanan menuju kampung yang terletak di perbukitan, tempat tinggal lima bersaudara ini bersama kakek mereka.

Oby Neja, pemandu kami, membantu menuntun perjalanan jurnalistik ini untuk melihat langsung kehidupan keluarga tersebut.

Setibanya di depan rumah mereka, terdengar suara "pek, pek, pek" dari dalam rumah. Ternyata, Wilhelmus sedang memecahkan kemiri kering dengan batu, sebuah pekerjaan yang memisahkan kulit kasar dari kemiri yang halus.

Kemiri yang sudah dipisahkan kemudian dikumpulkan dalam karung kecil untuk dijual di pasar demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Maria Florentina Fatima Sana, atau Fini (15), adalah anak sulung dari lima bersaudara ini. Ia baru saja tamat Sekolah Menengah Pertama Satu Atap (Satap) Bonggirita.

Adiknya, Yohanes Alvandi Kleondus Seong, duduk di kelas 1 SMP Satap Bonggirita; Yohanes Fatanasius Rubionasa di kelas 3 SDI Bonggirita; Fenansia Makrida Sana di kelas 1 SDI Bonggirita; dan si bungsu, Maria Avela Sana, adalah siswi PAUD Debrito Bonggirita.

Baca juga: Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Ayah mereka, Raimundus Nduku, telah meninggal dunia enam tahun lalu, sementara ibu mereka, Maria Imakula Jena, merantau ke Kalimantan tiga tahun lalu tanpa kabar hingga kini.

Fini menceritakan bahwa setelah ayah mereka meninggal pada 2018, ibu masih merawat mereka dengan penuh kasih sayang dan melahirkan adik bungsu, Maria Avela Sana.

Namun, saat adik bungsu berusia tiga tahun, ibu memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. “Sejak 2021, kakek memutuskan untuk memelihara dan merawat kami berlima karena tidak ada lagi yang mengurus kami di rumah,” ungkap Fini.

Sebagai anak sulung, Fini harus mengambil tanggung jawab besar. Setiap hari, dia berjalan kaki sejauh satu kilometer untuk pergi ke sekolah.

Sepulang sekolah, ia memasak untuk adik-adiknya dan sang kakek, kemudian pergi ke kebun untuk memungut kemiri yang akan dijual demi membeli kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah.

“Saya juga memungut kemiri di kebun peninggalan orang tua. Menjemur kemiri dan memecahkannya demi mendapatkan uang untuk membeli beras, baju, dan kebutuhan lain serta membayar uang sekolah,” jelasnya.

Fini menceritakan bahwa mereka berlima selalu merindukan sosok sang ayah yang telah tiada. Kehadiran sang kakek yang memelihara dan menjaga mereka membuat mereka melihat sosok ayah dalam dirinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

95.000 Siswa di Jateng Dipastikan Tak Akan Dapat Kursi SMA/SMK Negeri

95.000 Siswa di Jateng Dipastikan Tak Akan Dapat Kursi SMA/SMK Negeri

Regional
Viral Cerita Istri Kapolsek di Banyuasin 'Ngojek' Demi Hidupi 3 Anaknya karena Suami Menikah Lagi

Viral Cerita Istri Kapolsek di Banyuasin "Ngojek" Demi Hidupi 3 Anaknya karena Suami Menikah Lagi

Regional
Gelar FGD, Pemkab Blora Tawarkan Berbagai Peluang Investasi 

Gelar FGD, Pemkab Blora Tawarkan Berbagai Peluang Investasi 

Regional
Pematangsiantar Jadi Tujuan Site Visit Proyek Investasi Strategis, Walkot Susanti: Suatu Kehormatan bagi Kami

Pematangsiantar Jadi Tujuan Site Visit Proyek Investasi Strategis, Walkot Susanti: Suatu Kehormatan bagi Kami

Regional
Krisis Air Bersih, 435 Hotel di Gili Trawangan Terancam Menolak Tamu dan Sejumlah Hotel Tutup  Sementara

Krisis Air Bersih, 435 Hotel di Gili Trawangan Terancam Menolak Tamu dan Sejumlah Hotel Tutup Sementara

Regional
Ulah Residivis, Memantau 2 Hari Sebelum Bobol Rumah Kontrakan

Ulah Residivis, Memantau 2 Hari Sebelum Bobol Rumah Kontrakan

Regional
Tiga Pulau di Provinsi NTT Memiliki Kandungan Uranium

Tiga Pulau di Provinsi NTT Memiliki Kandungan Uranium

Regional
Anggaran Inpres Jalan Daerah Kalbar Belum Cair, Komisi V DPR Undang Kementerian PUPR Rapat

Anggaran Inpres Jalan Daerah Kalbar Belum Cair, Komisi V DPR Undang Kementerian PUPR Rapat

Regional
Kasus Dugaan Korupsi RSUD Sumbawa Jilid II Naik Penyidikan, Ada Potensi Tersangka Lebih dari Satu

Kasus Dugaan Korupsi RSUD Sumbawa Jilid II Naik Penyidikan, Ada Potensi Tersangka Lebih dari Satu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
'Justice For Afif...'

"Justice For Afif..."

Regional
Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com