PEKANBARU, KOMPAS.com - Kasman (73) dan istrinya Tifniwarti (67) tersenyum lebar ketika mendapat bantuan paket sembako dari Presiden Jokowi, di Nagari Bukit Batabuh, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (21/5/2024).
Bantuan sembako itu, sangatlah berarti bagi Kasman dan istrinya. Sebab, stok bahan pokok di rumahnya sudah habis.
"Alhamdulillah, dapat bantuan dari Bapak Presiden Jokowi. Kemarin buat makan, kami minta beras," ucap Kasman saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Nagari Bukit Batabuh, Selasa.
Baca juga: Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako
Kasman bercerita, sawah dan ladang miliknya habis disapu banjir lahar dingin yang terjadi Sabtu (11/5/2024).
Dia mengaku, punya lahan sekitar 1,5 hektar. Ada padi dan kebun cabai, terong, serta sayuran lainnya.
"Lahan kami ada di tiga titik, luasnya sekitar 1,5 hektar. Dua titik berisi padi sawah dan satu lagi ladang berisi terong, cabai, dan sayuran lainnya. Sekarang sudah habis semuanya disapu banjir. Tak ada yang tersisa," akui Kasman.
Baca juga: Cerita Satu Keluarga Selamat dari Banjir Lahar Dingin Usai Panjat Loteng
Dia menyebut, lahannya sudah dua kali dilanda banjir lahar dingin. Yang pertama terjadi empat hari sebelum Idul Fitri 2024.
Saat itu, sambung Kasman, padi di sawahnya sudah siap panen. Namun karena dilanda bencana, padi yang bisa dipanen hanya sedikit.
"Waktu itu masih ada yang tersisa sedikit. Dapat satu karung. Biasanya dapat 25 karung ukuran 35 kilogram. Kami sedih sekali. Orang mau Lebaran, beras tak ada," kata Kasman.
Belum hilang dari ingatan detik-detik bencana pertama. Kini ia dan keluarganya harus kembali menghadapi banjir lahar dingin.
Ia hanya bisa pasrah dan berharap ada hikmah di balik musibah ini.
"Padi yang sekarang baru mulai berbuah. Tapi, semuanya sudah habis disapu banjir. Sekarang lokasi sawah dan ladang sudah berganti menjadi tumpukan batu dan kayu-kayu besar. Semoga ada hikmah di balik semua ini," tutur Kasman.
Menurutnya, butuh waktu lima tahun, sawahnya bisa ditanami lagi. Karena saat ini lahannya penuh bebatuan, kerikil, dan kayu.
"Kami harap pemerintah membantu memulihkan lahan kami, karena harus pakai alat berat," ucap Kasman.
Diberitakan sebelumnya, bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi melanda permukiman warga Nagari Bukit Batabuh, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumbar, Sabtu (11/5/2024).
Akibat bencana ini, sebanyak 23 orang warga meninggal dunia. Selain itu, banyak rumah warga yang rusak parah hingga hanyut dibawa banjir.
Saat ini, korban yang terdampak mengungsi di posko pengungsian yang didirikan pemerintah setempat.
Selain rumah warga, banjir bandang itu juga merusak lahan pertanian warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.