SEMARANG, KOMPAS.com - Buntut peralihan status dua bandara di Jawa Tengah menjadi domestik, dikhawatirkan mengganggu iklim investasi di Jawa Tengah.
Sebelumnya, Surat Keputusan No.31/2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional menyatakan, saat ini tersisa 17 bandara internasional dari 34 bandara internasional di seluruh Indonesia.
Sementara di Jawa Tengah Bandara Ahmad Yani Semarang dan Adi Soemarmo Boyolali tidak melayani penerbangan internasional setelah peralihan status.
Baca juga: Respons Bandara Adi Soemarmo Solo Setelah Kemenhub Cabut Status Internasional
Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari mengkawatirkan pencabutan status tersebut dapat mempersulit akses investor menuju wilayahnya lantaran akses transportasi lebih jauh.
Bersamaan dengan peralihan status, Sakina juga mendapat surat untuk melakukan pendataan mengenai sebaran Penanaman Modal Asing (PMA) di Jateng.
"Kami Minggu lalu itu mendapatkan surat dari Garuda Indonesia untuk minta data berkaitan dengan PMA dan sebarannya yang ada di Jateng. Berkaitan dengan akan adanya kajian terkait perusahaan mana, tenaga kerja asingnya dari mana saja, untuk dilakukan kajian untuk penerbangan luar negeri," jelas Sakina, dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (9/5/2024).
Baca juga: Mengintip Makna dan Fungsi Lampu Warna-warni di Runway Bandara...
Sakina berharap pendataan itu menjadi upaya mitigasi Kementerian Perhubungan untuk dibukanya kembali bandara Internasional di Jateng.
Paling tidak penerbangan ke negara terdekat yang menjadi investor tertinggi, seperti Singapura.
"Saya harapkan kalau dibuka lagi paling tidak ada penerbangan dari Ahmad Yani atau dari Adi Soemarmo, ke yang dekat-dekat dululah. Ke Singapura, karena investasi tertinggi Jateng kan Singapura," kata dia.
Menurutnya, dengan dibukanya jalur penerbangan internasional di Jateng dapat memudahkan akses investor menuju perusahaan yang berlokasi di Jateng.
"Jadi investor yang akan ke KIK (Kawasan Industri) Kendal atau ke KITB (Kawasan Industri Terpadu Batang) atau ke kawasan industri lain itu mudah aksesnya tidak melalui Soekarno Hatta saja. Harapannya seperti itu," tandasnya.
Baca juga: Bandara Terbaik Dunia 2024, Ada 2 dari Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.