BENGKULU, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu bersama Museum Bank Indonesia menggelar sejumlah event wisata dan keuangan yang terintegrasi di Benteng Marlborough.
Acara ini digelar dalam rangkaian napak tilas dua abad Traktat London.
Humas BI Perwakilan Bengkulu, Santy W mengemukakan, Traktat London merupakan sejarah Bengkulu yang ditukar dengan Singapura, melibatkan Inggris, dan Belanda.
Traktat menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Bengkulu. Berangkat dari momen bersejarah ini BI menggelar napak tilas dua abad Traktat London dalam sejumlah event ekonomi keuangan digital serta promosi pariwisata Bengkulu.
"Pada 4-5 Mei 2024 BI bersama museum Bank Indonesia akan menggelar pameran koleksi uang dari sebelum kemerdekaan hingga pascakemerdekaan."
Baca juga: Traktat London: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya
"Termasuk pameran Oeang Republik Indonesia Daerah (Orida) sebuah mata uang daerah yang dikeluarkan sebagai bentuk penolakan atas beredarnya mata uang NICA pada masa Revolusi Kemerdekaan," kata Santy W melalui Zoom meeting, Jumat (26/4/2024).
Santy menyebutkan, ada Festival Ekonomi Keuangan Digital Road to FEKDI berisi kegiatan pameran Museum Bank Indonesia, penukaran uang koin, pameran UMKM, edukasi QRIS, historytical Bencoolen Walk, history talk, dan afternoon tea sambil menikmati sunset di Benteng Marlborough.
"Ada banyak kegiatan yang dipadu antara edukasi ekonomi digital serta menikmati pariwisata pantai dan Benteng Marlborouh," ungkap Santy.
Selanjutnya, Historian dan kurator Museum BI, C. Zainal Airlangga menyebut, dalam pameran uang pihaknya akan menampilkan koleksi uang yang berkaitan dengan Bengkulu.
Orida, Uang Republik Indonesia Bengkulu, uang Inggris yang berkuasa, dan pernah beredar di Bengkulu. Uang yang berlambang Bung Karno. Koin bergambar bunga bangkai, dan lainnya.
Selain itu, ikut dipamerkan mata uang bergambar hati, sebuah uang unik keluaran Inggris yang pernah beredar di Bengkulu, Bugis, Sumatera, dan Jawa.
Uang tersebut menggunakan huruf arab dalam bahasa melayu (bugis), serta di Maluku dan Jawa dalam bahasa arab dan jawa. Termasuk Orida Curup.
Oeang Republik Indonesia (ORI) merupakan mata uang pertama dimiliki Indonesia. Sebelum merdeka Indonesia masih menggunakan mata uang kolonial.
Baca juga: Menyusuri 85 Tahun Kota Metro dari Koleksi Uang Kuno...
Zainal mengisahkan, pada 30 Oktober 1946 Indonesia bertekad mempunyai mata uang sendiri, diedarkan dengan perjuangan berat, termasuk percetakan yang berpindah-pindah, dengan bahan-bahan sederhana.
"Penjajah yang masih ingin menjajah juga ingin mengacaukan sistem mata uang ORI."