KOMPAS.com – Sisilia Unut (46) asal Kampung Wesang, Desa Compang Wesang, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur sudah 30 tahun menderita sakit gondok. Kini kondisi sakit gondoknya sebesar ukuran bola.
“Saya sudah 30 tahun memikul beban berat dengan sakit gondok di bagian leher ini. Saya sangat menderita sekali dengan kondisi sakit seperti ini."
"Apalagi saya bersama suami tetap merawat dan menghidupi 3 anak,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan aplikasi WhatsApp, Rabu (24/4/2024) pagi.
Sisilia menceritakan kronologi awal sakit yang dideritanya. Ia sudah mendapatkan sakit itu sejak masih gadis.
Baca juga: Mari Bantu Maria Mamu, Butuh Biaya Operasi Penyakit Gondok yang Sudah Diderita 34 Tahun
Gejala awal terasa gatal di leher dan seiring berjalannya waktu ada benjolan kecil di leher. Benjolan itu semakin hari semakin besar hingga Sisilia berkeluarga.
Saat ini Sisilia mengeluh karena kesakitan dan sekarang kondisi gondoknya sangat parah. Sebab, ukuran gondok membesar seperti bola.
“Saya hidup sangat menderita dengan sakit gondok ini. Apalagi saya seorang ibu rumah tangga merawat dan membiayai 3 anak bersama suami," ujarnya.
Sehari-hari, Sisilia bekerja sebagai petani. Dari kerja serabutan, ia memperoleh Rp 25.000 per hari.
Pun pula dengan suaminya, Titus Anggal. Penghasilan sang suami lebih tinggi yakni Rp 50.000 per hari, juga dari kerja serabutan di kebun tetangga.
Meski demikian, pendapatan dari kerja serabutan atau buruh tani tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya.
Kondisi tersebut semakin parah karena saat ini dia tak bisa bekerja lagi. Rasa sakit akibat gondok membuat Sisilia harus istirahat.
“Pengeluaran keluarga lebih besar dari pemasukkan dari hasil kerja serabutan atau buruh tani di kebun tetangga. Saya benar-benar menderita dengan sakit yang saya alami,” ujarnya.
Sisilia mengaku pernah berusaha berobat ke rumah sakit tetapi berhenti di tengah jalan karena ketiadaan biaya. Padahal ia sudah memakai kartu BPJS.
Dia pernah berobat non-medis dengan biaya yang besar. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil karena tak sembuh.
“Saya memiliki kartua BPJS untuk berobat. Tapi, kesulitan biaya untuk transportasi ke rumah sakit serta biaya makan minum dan kebutuhan biaya lainnya, apalagi penghasilan saya sangat rendah,” ungkapnya.