Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Tak Lolos ke Senayan, Hasil Mukernas Banten Diminta Dibatalkan

Kompas.com - 26/03/2024, 14:38 WIB
Ari Maulana Karang,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Gagalnya Partai Persatuan Pembangunan memenuhi ambang batas parlementery treshold (PT) Pemilu 2024 hingga tidak bisa menempatkan kadernya di DPR-RI mengundang keprihatinan.

Salah satunya adalah kader muda PPP yang belakangan menggabungkan diri dalam Kaukus Muda Penyelamat Partai (KKMP) PPP.

Yusuf Firdaus, kader muda PPP Kabupaten Garut yang mengonsolidasi Gerakan KMP melihat, cikal bakal gagalnya PPP menempatkan kader di DPR-RI berawal dari Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Banten tahun 2022.

Dalam munas tersebut Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dilengserkan.

Baca juga: PPP Siapkan Tugas Baru untuk Sandiaga Uno Setelah Bappilu Dibubarkan

“Mukernas Banten yang diikuti oleh 29 DPW PPP, Majelis Pertimbangan, Majelis Syariha, Majelis Kehormatan, Pengurus Harian DPP serta Banom (Badan Otonom) adalah cikal bakal terdegradasinya suara partai yang menyebabkan PPP tidak lolos ke Senayan,” tegas Firdaus.

Pria yang biasa dipanggil Aceng Firda ini menyampaikan, kekhawatiran para pimpinan majelis dan mahkamah partai dalam menyikapi dinamika partai saat itu menganggap suara PPP akan tergerus dan merosot jika masih dipimpin oleh Suharso Monoarfa.

Namun kemerosotan justru terjadi di bawah kepimpinan Ketua Umum Mardiono yang diangkat sebagai Ketua Umum lewat Mukernas Banten tahun 2022 lalu.

“Saat itu (Mukernas), para majelis dan mahkamah partai memprediksi suara PPP akan merosot jika masih dipimpin Suharso Monoarfa, ironisnya prediksi tersebut terjadi setelah Suharso digantikan Mardiono,” katanya.

Aceng Firda melihat, apa yang diputuskan oleh para peserta Mukernas Banten 2022 adalah langkah yang tak cermat yang berujung pada raihan suara partai yang jeblok pada Pemilu 2024.

Baca juga: Soal Rencana Prabowo Silaturahmi ke PPP, Waketum: Kita Akan Terima dan Merasa Terhormat

Akibat melihat ada ketidakcermatan majelis dan mahkamah partai serta para peserta Mukernas Banten 2022, Aceng Firda pun mendorong PPP untuk melakukan evaluasi kebijakan yang dihasilkan dalam Mukernas Banten 2022 lalu.

“Kami kaukus kader muda penyelamat partai mendorong ada evaluasi hasil Mukernas Banten dengan menganulir dan membatalkan hasil keputusan Mukernas yang memberhentikan Suharso Monoarfa dan mengangkat Mardiono sebagai Pelaksana Teknis (Plt),” kata dia.

Setelah kebijakan tersebut dibatalkan, Aceng Firda mendorong agar Suharso Monoarfa dikukuhkan kembali sebagai Ketua Umum PPP masa periode 2020-2025 sesuai dengan hasil Muktamar PPP Desember tahun 2020.

Lalu, segera melakukan langkah politik di internal dan eksternal untuk melakukan penyelamatan raihan kursi parlemen di bawah pimpinan Suharso Monoarfa.

Aceng Firda juga melihat, Mardiono sebagai Plt ketua umum PPP saat ini, tidak mampu menyikapi dinamika politik kekinian yang dihadapi PPP.

Baca juga: Berapa Kursi PPP di DPR jika Tak Ada Ambang Batas Parlemen?

 

Sebab, sampai saat ini, tidak ada satu pun pernyataan resmi Mardiono menanggapi kegagalan PPP memenuhi PT dan arah kebijakan politik PPP ke depan.

“Ini bentuk ketidakmampuan Mardiono menyikapi dinamika politik kekinian, tidak ada arahan soal koalisi partai ke depan, atau pun menyikapi tidak lolosnya PPP ke Senayan."

"Harusnya seorang ketua umum partai menegaskan arah kebijakan partai yang bisa jadi arahan bagi para kader,” kata dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com