GROBOGAN, KOMPAS.com - Obyek wisata "Baby Volcano" atau biasa disebut "Bledug Cangkring" di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tak lagi bergejolak memuntahkan lumpur deras, Sabtu (23/3/2024).
Sebelumnya, Bledug Cangkring sempat mengeluarkan semburan lumpur deras usai gempa magnitudo 6,5 mengguncang Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024).
Baca juga: Baby Volcano di Grobogan Bergejolak Usai Gempa Tuban, Semburan Lumpur Meluber hingga 100 Meter
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Sabtu (23/3/2024) sore, fenomena alam serupa Bledug Kuwu itu sudah kembali seperti sedia kala.
Hanya terlihat belasan wisatawan yang berkunjung.
Saat mendekat ke titik Baby Volcano seluas dua hektar itu, terdengar bunyi gemuruh air mendidih diikuti letupan-letupan kecil lumpur berselimut asap putih.
Sesekali tercium juga aroma belerang yang menyengat.
Baca juga: Gempa M 5,9 dan M 6,5 Tuban Terjadi di Zona Kegempaan Rendah, BMKG: Kami Surprise
Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan menyampaikan, luas total destinasi Baby Volcano berupa hamparan tanah sekitar sembilan hektar.
Menurut Eko, saat gempa susulan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada Jumat sore pukul 15.52 WIB, Baby Volcano bergolak dengan menyemburkan lumpur hingga berjam-jam.
Tumpahan lumpur setinggi 50 sentimeter mengalir deras membanjiri area seluas dua hektar.
"Alhamdulillah semalam pukul 21.00 sudah berhenti. Limpasan lumpur tidak sampai persawahan dan permukiman. Hanya sampai pekarangan empat rumah warga. Jadi hanya menutup betonisasi sebagian kawasan obyek wisata. Segera kami bersihkan saat kering," kata Eko.
Eko menjelaskan, meski berbau belerang, lumpur Baby Volcano disebutnya tidak berbahaya.
Untuk diketahui Baby Volcano mengeluarkan semburan lumpur deras bersamaan dengan gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024) sore pukul 15.54.
Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan, menyampaikan, fenomena muntahan lumpur muncul saat terjadi gempa bumi besar di daerah lain.
Seperti halnya ketika gempa Yogyakarta Mei 2006, Bledug Cangkring juga bergejolak. Hanya saja, semburan lumpur saat itu sangat deras dan berlangsung lama.
Baca juga: Mengenal Oro Oro Kesongo Blora, dari Fenomena Mud Volcano hingga Sisi Mistisnya
"Tadi pukul 16.00 WIB, lumpur muntah dan melimpas. Saat ada gempa besar pasti muntah. Ibarat mangkok yang digoyang-goyangkan pasti tumpah," kata Eko saat dihubungi melalui ponsel, Jumat malam.