PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Hujan lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi melanda seluruh wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
Perubahan cuaca yang tidak menentu bisa terjadi karena dipicu dampak angin muson dan siklon tropis yang bergerak ke Sumatera dan Jawa.
"Dampaknya banjir dan angin kencang. Sejak beberapa hari lalu, hujan terjadi merata setiap hari di seluruh Bangka Belitung," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Bangka Belitung Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Selasa (12/3/2024).
Baca juga: Angin Kencang dan Gelonbang Pasang Landa Garut, Perahu Nelayan Rusak, Pohon Tumbang
Mikron menuturkan, potensi banjir disertai angin kencang berpotensi terjadi sampai satu pekan ke depan. Petugas telah memetakan sejumlah daerah rawan bencana yang lokasinya masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kami dalam kondisi siap siaga dan masyarakat diimbau juga selalu waspada, terutama bagi yang melaut atau tinggal di daerah pesisir agar lebih berhati-hati," ujar Mikron.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 10 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir
Sejumlah kawasan yang dinilai rawan bencana seperti Jalan Balai dan Kampung Bintang di Pangkalpinang. Selanjutnya daerah Pemali, Belinyu, dan Mendo di Bangka.
Kemudian Desa Nibung di Bangka Tengah dan Kelurahan Parit di Belitung serta Kelapa Kampit di Belitung Timur.
Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pangkalpinang, Kurniaji mengatakan, potensi hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi.
"Cuaca Babel bisa saja terpengaruh oleh siklon tropis tetapi porsinya bisa dibilang kecil jika dibandingkan dengan wilayah Jawa dan Sumatera seperti Lampung dan Sumsel yang relatif lebih dekat dengan perairan Samudera Hindia," ujar Aji.
Dia menuturkan, Bangka Belitung masih di periode musim penghujan, sehingga potensi turunnya hujan dan perulangannya sepanjang hari masih cukup besar.
Hal itu disebabkan pengaruh angin monsoon (muson) Asia yang saat ini masih mendominasi bersifat lembab dan basah.
"Babel saat ini juga dipengaruhi oleh belokan angin dan konvergensi yang akan memperbesar potensi terbentuknya awan konvektif di sekitar atmosfer Babel," pungkas Aji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.