LAMPUNG, KOMPAS.com-Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III BKSDA Lampung mengeluarkan imbauan terkait konflik harimau-manusia yang kini sudah menimbulkan korban jiwa sebanyak dua orang.
Kepala SKW III BKSDA Lampung Joko Susilo mengatakan ada tiga poin utama imbauan kepada masyarakat setempat.
Imbauan ini menyusul tewasnya dua petani di wilayah Kecamatan Suoh dan Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat dalam dua pekan terakhir.
Baca juga: Kandang Jebak Harimau Dipasang di Lampung Setelah 2 Petani Diterkam
Kedua korban sama-sama diterkam dari belakang oleh harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) saat berada di kebun.
"Untuk sementara, hindari aktivitas berkebun, karena masih dimungkinkan harimau kembali lagi ke lokasi mangsa disembunyikan," kata Joko saat dihubungi, Kamis (22/2/2024).
Jika terpaksa harus ke kebun, diimbau masyarakat tidak pergi sendirian, tetapi ditemani beberapa orang untuk berjaga-jaga.
Joko menambahkan, masyarakat juga diimbau mengurangi aktivitas mulai dari sore, malam dan menjelang pagi.
"Karena di waktu-waktu inilah harimau aktif berburu," katanya.
Poin penting lain dikatakan Joko jika masyarakat bertemu dengan satwa buas tersebut. Menurutnya, ada beberapa langkah yang mesti dipahami.
"Jika bertemu dengan satwa liar seperti harimau, jangan langsung membalikkan badan," katanya.
Baca juga: Kronologi Penemuan Jasad Petani di Lampung Diterkam Harimau
Ketika sudah berhadapan, jangan palingkan wajah tetapi hadapi satwa tersebut sambil berteriak.
"Atau apapun yang bisa kita lakukan, lalu mundur pelan pelan, hingga satwa tersebut lepas dari pandangan mata, dan lari sekencang mungkin," katanya.