BANGKA, KOMPAS.com - Perolehan suara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD anjlok di sejumlah daerah yang jadi "kandang banteng" atau basis suara PDI Perjuangan, seperti di Jawa Tengah dan Bali.
Kondisi yang sama juga terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Kandang Banteng, Pengamat: Efek Jokowi Lebih Besar Ketimbang PDI-P
Berdasarkan hitung cepat lembaga survei dan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan Ganjar-Mahfud berada di posisi terakhir.
Baca juga: Ganjar-Mahfud Kalah di Kandang Banteng, Strategi Bilas Bersih PDI-P Jateng Tak Berhasil
Mereka tertinggal dari pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang bercokol di posisi kedua dan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang bertengger di posisi pertama perolehan suara sementara.
Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB) Novendra Hidayat mengatakan, suara Ganjar-Mahfud anjlok dalam berbagai real count cenderung disebabkan fatsun politik yang tidak jelas.
Paslon nomor urut tiga tersebut dinilai berada di wilayah abu-abu antara isu keberlanjutan dan isu perubahan.
"Masyarakat maunya yang pasti-pasti. Pasti keberlanjutan atau pasti perubahan. Paslon Ganjar-Mahfud ini terjebak pada ketidakpastian," ujar Novendra saat berbincang dengan Kompas.com di Pangkalpinang, Sabtu (17/2/2024).
Novendra menuturkan, narasi perubahan sudah melekat dengan jelas pada kubu Anies-Muhaimin. Sedangkan narasi keberlanjutan berada pada Prabowo-Gibran.
"Meskipun Jokowi tidak terang-terangan menyatakan dukungan, tapi publik sudah tahu bahwa presiden bersama Prabowo-Gibran mengusung program keberlanjutan," kata alumni Universitas Andalas ini.
Menurut Novendra, persaingan antar paslon pada Pemilu 2024 ini cenderung mengarah pada fanatisme dan polarisasi diksi "Lanjutkan Vs Perubahan".
Lanjutkan direpresentasikan pada sosok Prabowo-Gibran.
Hal ini ditengarai oleh masyarakat yang cenderung mengasosiasikan figur Jokowi ada pada paslon Prabowo-Gibran ini, karena Gibran adalah putra presiden.
Paslon Amin merepresentasikan harapan perubahan. Jamak yang menginginkan lanjutkan, tapi tak kalah banyak pula masyarakat yang menginginkan perubahan.
Sedangkan Ganjar, tidak sama dengan diksi yang diusung kedua paslon lainnya.
Dayat menilai, suara Ganjar kemungkinan besar hanya dari PDI-P saja.
"Sebenarnya tak tertutup kemungkinan juga dari partai pengusung dan pendukung di koalisi 'Sat-Set' seperti PPP, Perindo, dan Hanura yang bila diperhatikan dari perkembangan perolehan suara terkini untuk Dapil Bangka Belitung, sepertinya belum memperoleh hasil yang menggembirakan," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.