KUPANG, KOMPAS.com - Tim forensik dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang, mengotopsi jenazah JR (11), siswa salah saat Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
JR tewas diduga dianiaya oleh lima orang temannya.
Baca juga: Siswa SD di NTT Tewas Diduga Dianiaya 5 Temannya, Apa yang Terjadi?
"Otopsi dilakukan pada Rabu (7/2/2024) siang di Pemakaman Umum Usaepkolen Bisafe, Desa Tualene, Kecamatan Biboki Utara, TTU," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy, kepada Kompas.com, Jumat (9/2/2024).
Menurut Ariasandy, otopsi digelar untuk memperjelas penyebab kematian korban.
Otopsi itu dipimpin Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dr Edi Syahputra Hasibuan dan dibantu Briptu Dhian Nofitasary Umbunay serta Briptu Saint Valenthino Tefnai.
Baca juga: 1.360 Pengungsi Korban Erupsi Gunung Lewotobi NTT Kembali ke Rumah
Dalam proses otopsinya, tim medis memeriksa bagian tubuh korban dan mengambil beberapa sampel organ tubuh korban untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Menurutnya, hasil pemeriksaan diserahkan ke penyidik selaku pihak Polres TTU yang meminta dilakukan otopsi.
"Dengan otopsi tentu akan mempermudah polisi mendalami dan menyelidiki kasus ini," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, JR, siswa salah saat Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas diduga dianiaya lima orang temannya.
Lima orang siswa SD yang diduga menganiaya siswa berusia 11 tahun yakni berinisial ADM, MM, AJM, DNM dan HYN.
'Korban ini diduga dianiaya pada, 31 Januari 2024 lalu dan meninggal pada 5 Februari 2024. Mereka ini satu SD," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy, kapada Kompas.com, Kamis (8/2/2024) petang.
Ariasandy menyebut, belum diketahui penyebab korban dianiaya. Namun berdasarkan keterangan dari beberapa saksi yang diminta keterangan, korban dianiaya dengan cara dipukul dan dibanting di pematang sawah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.