Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penembakan di Colomadu, Pelaku Beli Senpi di Klaten Seharga Rp 3 Juta

Kompas.com - 01/02/2024, 13:53 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng memgungkap kasus kematian korban penembakan karena luka tembak dan penganiayaan.

Hal ini, berdasarkan gelar perkara dan uji labfor terkait penyebab kematian korban.

Kepolisian melakukan uji laboratorium forensik terhadap proyektil peluru yang ditemukan di lokasi penembakan.

Baca juga: Kronologi Kasus Penembakan di Karanganyar, Berawal Penyerangan hingga Tewaskan Warga

Penembakan terjadi di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), berawal dari penyerangan anggota organisasi masyarakat (ormas), pada Jumat (26/1/2024).

Barang bukti yang diamankan yakni 1 pucuk senpi, 5 buah selongsong peluru, proyektil, 1 buah sorban dengan bercak darah milik korban Yuda Bagus Setyawan hingga parang.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Johanson Ronald Simamora mengatakan, terkait asal muasal senpi pihaknya mengaku masih melaksanakan penyelidikan lebih lanjut.

"Pengakuan pelaku bahwa senpi dibeli seseorang di Wilayah Klaten. Masih kita dalami yang menjual siapa. Kita dalami satu peristiwa dengan peristiwa lain akan kita kebangkan. (Senpi) Dengan harga Rp 3 juta akan kami dalami lagi," kata Kombes Pol Johanson Ronald Simamora, pada Kamis (1/2/2024).

Dengan tersangka utama penembakan berinisial SR atau K warga Tohudan, Kecamatan Colomadu.

Tersangka lain, DE dan PO warga Kabupaten Karanganyar, melakukan pemukulan dan tendangan saat korban terkapar.

Pelaku melakukan aksi tembak berulang mulai dari tembakan peringatan hingga mengarah ke korban. Hasil visum korban mengalami luka tembak pada punggung tembus ke dada korban.

"Pada saat tersebut ada sekelompok tidak dikenal mendatangi rumah dari wilayah tersangka. Kemudian terjadi penyerangan bahwa membawa senjata berupa perang dari masyarakat," jelasnya.

"Tersangka melakukan perlawanan kemudian melepaskan tembakan dan mengejar pelaku penyerangan tersebut," lanjutnya.

Baca juga: Warga Boyolali Diduga Tewas Ditembak OTK di Karanganyar

Sebelum terjadi penembakan. Berdasarkan gelar perkara dan cctv, korban bersama kelompok masyarakat melakukan penyerangan membawa parang ke wilayah pelaku.

"Motif penyerangan masih kami dalami apakah itu balasdendam atau sakit hati atau lainnya. Kami masih belum bisa simpulkan. Dari pihak korban belum kami periksa kenapa melakukan penyerangan," katanya.

Hingga saat ini total 12 saksi yang telah diperiksa. Dan akan bertambah mengingatkan kasus penyerangan berujung penembakan melibatkan sekitar 15 atau 20 orang lebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Ibu-ibu Tampar Anggota Polisi di Makassar, Tak Terima Lapaknya Ditertibkan

Kronologi Ibu-ibu Tampar Anggota Polisi di Makassar, Tak Terima Lapaknya Ditertibkan

Regional
Kembalikan Formulir Pilkada ke PDI-P, Wali Kota Semarang Sebut Kriteria Pasangannya

Kembalikan Formulir Pilkada ke PDI-P, Wali Kota Semarang Sebut Kriteria Pasangannya

Regional
Puncak Kemarau di Jateng Diprediksi Juli dan Agustus 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Puncak Kemarau di Jateng Diprediksi Juli dan Agustus 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Regional
Siswa SD Hilang pada Banjir Sumbar, Korban Sempat Tulis Puisi tentang Hutan

Siswa SD Hilang pada Banjir Sumbar, Korban Sempat Tulis Puisi tentang Hutan

Regional
Wakil Wali Kota Teguh Prakosa Daftar Jadi Bakal Cawalkot Solo di PDI-P

Wakil Wali Kota Teguh Prakosa Daftar Jadi Bakal Cawalkot Solo di PDI-P

Regional
Dampak Banjir Bandang Mahakam Ulu, Belum Ada Listrik Menyala di Ujoh Bilang

Dampak Banjir Bandang Mahakam Ulu, Belum Ada Listrik Menyala di Ujoh Bilang

Regional
Bawa Hasil Bumi dan Barongsai, Wali Kota Semarang Kembalikan Formulir Pendaftaran Pilkada ke PDI-P

Bawa Hasil Bumi dan Barongsai, Wali Kota Semarang Kembalikan Formulir Pendaftaran Pilkada ke PDI-P

Regional
Kronologi Ayah Banting Bayinya hingga Tewas di Empat Lawang, Ternyata Sering Lakukan KDRT

Kronologi Ayah Banting Bayinya hingga Tewas di Empat Lawang, Ternyata Sering Lakukan KDRT

Regional
Pesan Pj Bupati Flores Timur di Akhir Masa Jabatan, Minta ASN Jaga Loyalitas

Pesan Pj Bupati Flores Timur di Akhir Masa Jabatan, Minta ASN Jaga Loyalitas

Regional
Simpang Joglo Solo Ditutup Total mulai 21 Mei 2024, Catat Pengalihan Arusnya

Simpang Joglo Solo Ditutup Total mulai 21 Mei 2024, Catat Pengalihan Arusnya

Regional
Bukannya Takut, Awak Bus Ini Malah Senang Saat Dirazia

Bukannya Takut, Awak Bus Ini Malah Senang Saat Dirazia

Regional
Di Seminar Womenpreneur, CEO Buttonscarves Blak-blakan Ungkap Latar Belakangnya

Di Seminar Womenpreneur, CEO Buttonscarves Blak-blakan Ungkap Latar Belakangnya

Regional
Preman Pemalak Pedagang Duku di Lampung Ditangkap, Modusnya Adang Mobil Korban dan Minta 'Uang Jalan'

Preman Pemalak Pedagang Duku di Lampung Ditangkap, Modusnya Adang Mobil Korban dan Minta "Uang Jalan"

Regional
Sederet Program Gratis sejak Lahir hingga Meninggal Dunia dari Pemkot Tangerang

Sederet Program Gratis sejak Lahir hingga Meninggal Dunia dari Pemkot Tangerang

Regional
Pemdes Banjarwangunan Temukan 25 Nama yang Sama dengan Buron Pembunuh Vina Eki

Pemdes Banjarwangunan Temukan 25 Nama yang Sama dengan Buron Pembunuh Vina Eki

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com