Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian Pertanian Dapat Subsidi Rp 14 untuk Tingkatkan Produksi Jagung dan Padi

Kompas.com - 25/01/2024, 14:11 WIB
Idham Khalid,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian mendapatkan tambahan subsidi pupuk dari Presiden Jokowi sebesar Rp 14 triliun.

Subsidi tersebut untuk meningkatkan produksi padi dan jagung Indonesia di tengah kelangkaan pupuk saat musim tanam 2024.

Nilai Rp 14 triliun itu akan menghasilkan 2,5 juta ton untuk didistribusikan kepada para petani di seluruh Indonesia.

"Terhadap para petani kini sudah ada pupuk impor Rp 14 triliun itu nilainya 2, 5 juta ton."

"Itu nantinya akan dibagi ke seluruh Indonesia termasuk NTB, dibagi secara proporsional," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai menghadiri kegiatan musim tanam di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, NTB, Kamis (25/1/2024).

Baca juga: Pupuk Subsidi Langka di Situbondo, Polisi Turun Tangan

Diakui Arman, jumlah pengadaan pupuk setiap tahun menurun dari yang awalnya 9 juta ton, kini hanya 4 juta ton. Hal tersebut diakibatkan dampak perang global dan pandemi Covid-19.

"Jumlah pupuk yang dulu itu 9,5 juta ton, terus menurun 7 juta, 6 juta terakhir 4,7 juta ton, artinya separuh kan." 

"Tentu yang menyebabkan menurun itu apa? Yang pertama bahan bakunya naik, kemudian gara-gara perang Rusia-Ukraina, kemudian ada Covid, sehingga butuh dana yang luar biasa sehingga anggaran dipangkas," kata Arman.

Ia menilai saat ini pertanian modern telah banyak diterapkan, hal itu dibuktikan dengan banyaknya para petani yang menggunakan mesin untuk panen.

"Biasanya kalau panen itu biasanya 20 orang satu hektar. Dengan menggunakan alat tinggal menggunakan satu orang. Berarti transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern itu berhasil karena menggunakan teknologi," kata Arman.

Baca juga: Dua Sopir Truk Jadi Tersangka Penyelundupan 21 Ton Pupuk Bersubsidi Antarpulau

Sebelumnya, Arman  menghadiri kegiatan musim tanam yang terdampak Elnino di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, NTB.

Kepada masyarakat desa, Arman menjelaskan, Indonesia mengalami dampak Elnino Gorilla, tingkat Elnino yang palingan ekstrem.

"Elnino ada 3 tipe, elnino biasa, super elnino, dan gorilla. Kita dapat gorilla elnino yang tertinggi dan ini terjadi penanaman mundur 2 bulan," kata Arman.

Dengan mundurnya musim tanam, Arman menyampaikan pemerintah, terpaksa melakukan impor beras dari negara lain.

"Nah dua bulan tanam mundur, akibatnya adalah kita harus terpaksa impor karena ini berbahaya. Bahkan kita impor ada 22 negara menyetop ekspor," kata Arman.

Baca juga: Sempat Diciduk karena Diduga Timbun Pupuk Subsidi, Anggota Kelompok Tani di Situbondo Akhirnya Dilepas

Diungkapkan Arman, impor harus menjadi pilihan pemerintah untuk menghindari krisis pangan yang berpotensi menimbulkan konflik sosial. 

"Bisa bayangkan kalau terjadi krisis pangan, pangan kita tidak cukup. Ini bisa terjadi konflik sosial di antara kita."

"Kalau krisis kesehatan masih bisa aman, tapi kalau krisis pangan ini urusan perut," kata Arman. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com