BATAM, KOMPAS.com - Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menyoroti kisruh yang sempat terjadi di Pulau Rempang, terkait pembangunan kawasan Industri Rempang Eco City.
“Kalau menurut saya, Rempang itu murni karena salah paham aja,” kata Anies di Batam, Jumat (19/1/2024).
Anies menilai, seharusnya pemerintah bisa lebih transparan dan menjelaskan dengan tuntas kepada masyarakat dalam melakukan pembahasan tersebut.
Baca juga: Anies Senyumi dan Salami Pedagang Pasar yang Teriakan Nama Prabowo
Dengan begitu, tentunya akan didapatkan titik temu yang benar-benar tidak merugikan kedua belah pihak.
“Nah ini kan karena adanya niat ketidak sabaran, sehingga pemerintah mengambil langkah mengerahkan aparat untuk mencari solusi yang lebih cepat,” tutur Anies.
“Pembahasan ini tidak bisa cepat, pasti akan memakan waktu lama, dan yakinlah hasilnya juga akan lebih baik,” timpal Anies.
Baca juga: Anies Baswedan Batal Berkunjung ke Bangka Belitung
Anies juga menilai, kisruh yang terjadi di Rempang tidak terlepas dari tumpang tindihnya agraria yang ada di sana.
“Seperti saya katakan tadi, pembahasan ini akan memakan banyak waktu, namun hasilnya pun juga akan maksimal, tidak seperti yang terjadi saat ini,” imbuh Anies.
Anies berjanji akan menyelesaikan permasalahan sertifikat yang ada di Kepri umumnya dan Batam khususnya.
“Kalau tidak salah kan, ada yang janji terkait sertifikat. Jika janji tersebut tidak selesai, biar kami nanti yang menyelesaikannya,” tegas Anies.
Untuk diketahui, terkait permasalahan Rempang, saat ini Badan Pengusahaan (BP) Batam masih memproses relokasi warga yang berada di empat kampung, di antaraya Blongkeng, Pasir Panjang, Sembulang Hulu, dan Sembulang Tanjung.
Jumlahnya ada 931 KK. Di mana luas areal empat kampung tersebut mencapai 2.300 hektare, yang diperlukan untuk membangun pabrik kaca milik Xinyi Group.
Karena pabrik tersebut juga akan berpolusi, maka relokasi menjadi wajib hukumnya.
Bahkan pengembang Pulau Rempang, PT Makmur Elok Graha (MEG) akan membangun menara di Blongkeng.
Untuk warga yang sudah berhasil direlokasi, sedikitnya ada 90 KK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.