LUBUK SIKAPING, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menggunakan drone thermal untuk memantau keberadaan harimau sumatera yang beberapa kali muncul di permukiman warga di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.
"Drone thermal kita gunakan untuk memantau keberadaan satwa dilindungi tersebut di daerah terjadinya interaksi negatif atau konflik satwa dengan harimau sumatera."
Demikian penjelasan Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antoni Vebri didampingi Kepala Resor Konservasi Wilayah I Panti BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubuk Basung, Minggu (7/1/2024) kemarin.
Baca juga: Detik detik Penyelamatan Harimau Sumatera di Hutan Simalungun
Antoni Vebri mengatakan, drone thermal digunakan menyusul laporan warga terkait keberadaan satwa yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu.
Teknologi drone thermal digunakan untuk memudahkan pemantauan keberadaan panthera tigris sumatrae, sehingga keberadaannya bisa terlacak berdasarkan pancaran suhu tubuh.
"Kita menerbangkan drone thermal dalam memantau keberadaan satwa dari pancaran suhu tubuh harimau,” kata Antoni Vebri.
Selain itu, BKSDA Sumbar juga memasang dua unit kandang jebak untuk mengevakuasi harimau sumatera yang beberapa kali muncul di Kecamatan Tigo Nagari.
Baca juga: Harimau Sumatera Muncul di Jalan Raya Siak, Diduga Intai Sapi Warga
Kandang jebak itu dipasang di lokasi ternak warga yang rentan dimangsa satwa, di Nagari atau Desa Ladang Panjang dan lokasi munculnya satwa tersebut di Nagari Malampah Barat.
"Di lokasi kandang jebak, juga kita pasang kamera jebak. Evakuasi ini langkah terakhir yang kami lakukan untuk menyelamatkan satwa dan warga, karena satwa sudah sering muncul di daerah tersebut," kata Antoni Vebri.
BKSDA Sumbar juga melakukan penghalauan beberapa kali dengan bunyi-bunyian sebelum pemasangan kandang jebak
Namun toh satwa ganas ini masih muncul dan memangsa ternak warga, sehingga terpaksa dilakukan upaya evakuasi.
Baca juga: Cerita Warga Kota, Baru Tahu Harimau Sumatera Bisa Berenang dan Panjat Pohon
Penanganan konflik tersebut melibatkan belasan petugas dari Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW I BKSDA Sumbar, Resor Konservasi Wilayah I Panti, dan Resor Konservasi Wilayah II Maninjau.
Juga dilibatkan Centre for Orangutan Protection (COP), Tim Patroli Anak Nagari (PAGARI) Salareh Aia Kabupaten Agam, Polri, TNI, pemerintah kecamatan, pemerintah nagari dan masyarakat setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.