Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Demo Nakes, Pemilik Lahan Tutup Pintu Masuk RSUD Haulussy Ambon

Kompas.com - 22/12/2023, 19:32 WIB
Priska Birahy,
Reni Susanti

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Usai didemo tenaga kesehatan (nakes), RSUD Dr M Haulussy kini diseruduk pemilik lahan. 

Pintu masuk RSUD sempat ditutup beberapa saat oleh pemilik lahan rumah sakit, yakni Yohannes Tisera, Jumat, (22/12/2023). 

Kuasa hukum Tisera, Adolof Gerrit Suryaman menyatakan, pihak Pemerintah Provinsi Maluku belum menyelesaikan pembayaran lahan kepada kliennya, Yohanes Tisera. 

Baca juga: Satpol PP Sidoarjo Pidanakan Pembuang Sampah di Pendopo saat Demo

Alhasil mereka menutup pintu masuk sekitar pukul 10.00 WIT. Namun itu tidak berlangsung lama. 

Mereka memasang tanda kepemilikan lahan pada pintu masuk rumah sakit.

"Tindak tegas harus kami ambil berdasarkan janji-janji dari Pemprov Maluku tentang pembayaran tapi tidak pernah direalisasi. Kita sudah berproses tiga tahun tapi tidak terealisasi, katanya anggaran sudah ada," kata Adolf.

Baca juga: Demo Ketua RT dan RW di Blitar, Tuntut Kenaikan Honor Jadi Rp 250.000 Per Bulan

Padahal berbagai upaya sudah dilakukan pemilik lahan kepada terhadap pemprov untuk membayar kewajibannya. 

RSUD Dr M Haulussy berdiri di atas sebagian tanah hibah dan milik keluarga Tisera. 

Sesuai putusan pengadilan, luas lahan yang dimiliki Yohannes Tisera seluas 43.880 meter persegi.

Dari luasan tersebut, 12.000 meter persegi dihibahkan kepada pemerintah provinsi.

Sementara 31.800 meter persegi sisanya menjadi kewajiban Pemprov untuk membayar Rp 65 miliar.

Luasan 31.880  meter persegi yang di atasnya berdiri RSUD Haulussy, Bangsal Mayat, Bangsal Gila, Asrama Putri, Asrama Putra, Rumah Genartor, dan Rumah Dinas.

Lanjutnya, saat pertemuan dengan klien Yohannes Tisera, Pemerintah Provinsi menyampaikan kesanggupan membayar di bawah Rp 50 miliar sehingga disepakati dengan harga Rp 49.987.000.000.

"Yang sudah dibayar itu sebesar Rp 18.329.000.000 artinya masih tersisa Rp 31.658.000.000," jelasnya.

Menurut Suryaman aksi penutupan ini dimaksud agar pemprov segera melakukan pembayaran. Jika tidak kemungkinan mereka akan melanjutkan penutupan atau menjual lahan itu kepada pihak lain. 

"Ini supaya Pemprov Maluku buka mata, Gubernur Maluku, Sekda, Biro Aset, Keuangan semuanya, ada hak yang harus kalian bayarkan," tegasnya.

Sementara itu, ditanya terkait pelayanan dalam Rumah Sakit, pihaknya mengaku tak akan mengganggu pelayanan karena kebutuhan masyarakat.

"Ini kan objek vital, dan sebenarnya kami dapat informasi didalam juga tidak ada pelayanan, pelayanan bagi pasien cuci darah, jadi kalau ada pasien datang kami tetap buka pintu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com