DEMAK, KOMPAS.com - Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, disebut sebagai rumah ibadah tertua umat Kristen di Kota Wali.
Tempat ibadah berjarak 800 meter dari Alun-alun Demak itu erat kaitannya dengan perjuangan para tenaga kesehatan di era penjajahan Belanda.
Bangunan GKJ seluas panjang 26 meter dan lebar 12 meter. Berlokasi di Jalan Betengan, Petengan Selatan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak.
Dalam sejarah, berdirinya GKJ Demak bermula dari para tenaga kesehatan (Nakes) yang mengemban tugas profesi di Kabupaten Demak dan sekitarnya pada tahun 1930-an.
Baca juga: Dana Ganti Untung Tol Semarang-Demak Cair, 22 Warga Genuk Semarang Jadi Sultan
Dedikasi para Nakes dalam melayani dan menolong mengambil hati masyarakat untuk seiman.
"Tahun 1930-an, awal mulanya, kebetulan mereka (Nakes) juga orang-orang Kristen, di mana semangat melayani menolong masyarakat yang sakit ternyata juga mendorong kerinduan masyarakat untuk ikut bergabung masuk ke Kristen yang ada waktu itu," ungkap Pendeta ke-5 GKJ Demak, Jefta Teguh Saroso, Rabu (20/12/2023).
Baca juga: 1.500 Personel Gabungan Amankan Nataru di Makassar, 20 Gereja Dijaga Ketat
Komunitas Kristen, lanjut dia, pertama dibentuk di Desa Karangmlati, Kecamatan Demak, pada 1930. Adanya tokoh umat Kristen ini dibuktikan dengan makam-makam tua di daerah Kelurahan kalicilik.
"Persekutuan Kristen yang ada sudah dimulai sejak tahun 1930-an. Makamnya itu masih ada dan kami rawat sampai detik ini. Saya lupa namanya, tapi di situ masih tertulis namanya beserta tahunnya," katanya.
Pendeta Jefta mengamini bahwa para Nakes ini merupakan relawan perang di masa penjajahan Belanda. Kendati demikian, ia enggan menyimpulkan lebih dini lantaran belum menemukan literatur sejarah yang detail.
"Bisa jadi, karena saya tidak punya datanya tidak berani memastikan soal itu. Yang bisa saya haturkan ya dari data sejarah yang sudah diusahakan oleh kami dalam proses penyusunan sejarah," katanya.