FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status gunung api Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari level I normal ke level II waspada.
Kenaikan status ini berdasarkan hasil evaluasi aktivitas gunung Lewotobi Perempuan periode 1-17 Desember 2023.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan menerangkan, berdasarkan pengamatan visual pada periode 1-17 Desember 2023, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati.
Baca juga: BKSDA Jatim Konsultasi ke PVMBG Terkait Rencana Pembukaan Pendakian Gunung Argopuro
Sementara berdasarkan pengamatan instrumental, jenis gempa yang terekam selama periode ini, yaitu 3 kali gempa harmonik, 8 kali gempa tornilo.
Kemudian, 11 kali gempa vulkanik dangkal, 20 kali gempa vulkanik dalam, 22 kali gempa tektonik lokal, dan 57 kali gempa tektonik jauh.
"Kalau secara visual sampai dengan 17 Desember 2023 menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik gunung Lewotobi Perempuan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas," ujar Hendra dalam keterangannya, Senin (18/12/2023).
Baca juga: Abu Gunung Anak Krakatau Mulai Ganggu Aktivitas Warga Pulau Sebesi
Selain itu, gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal cenderung menunjukkan peningkatan pada satu minggu terakhir yang terekam pada stasiun Wolorona (WLR) yang berjarak 1 kilometer dari kawah Lewotobi Perempuan.
Ditambah lagi dengan munculnya gempa-gempa tornilo yang mengindikasikan adanya pergerakan fluida.
"Berdasarkan hasil evaluasi tingkat aktivitas gunung Lewotobi Perempuan dinaikkan dari level I normal ke level II waspada terhitung mulai tanggal 17 Desember 2023," katanya.
Hendra meminta warga sekitar dan wisatawan agar tidak beraktivitas atau berada dalam radius dua kilometer dari pusat kawah. Tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.
"Kami juga masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu yang tidak jelas sumbernya," pungkas Hendra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.