Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk ODOL Bikin Jalur Pantura Rusak, Kerugiannya Capai Rp 20 Triliun Per Tahun

Kompas.com - 25/11/2023, 05:07 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Banyaknya truk yang kelebihan kapasitas atau overload over dimention (ODOL) menyebabkan kerusakan jalan di Pantura Jawa Tengah (Jateng). Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) menyebut kerugian akibat kerusakan tersebut mencapai Rp  20 triliun per tahun.

Kerugian ini lantaran perbaikan yang harus terus dilakukan karena jalan cepat rusak akibat dilalui kendaraan kelebihan muatan. 

"Sebenarnya lebih besar lagi dampak dari ODOL untuk jalan," kata Kabid Preservasi BPJN Jateng-DIY Muh Iqbal Taher, Jumat (24/11/2023). 

Baca juga: Terjebak Macet Berjam-jam di Jalan Pantura Demak-Semarang, Sopir Truk: Rugi Waktu

Dia sepakat persoalan ODOL di jalan pantura ini harus disampaikan ke Kemeterian PUPR dan jalan rusak harus terus diperbaiki.

Dia mengatakan bahwa distribusi logistik tidak bisa hanya dibebankan di jalur pantura saja. 

"Banyak memang yang harus kita kaji. Jangan semuanya ditimpakan logistik itu di jalan. Sudah tidak mampu itu jalan. Mau sampai kapan jalan harus ini, kapasitasnya terbatas," tutur Iqbal.

Iqbal mengatakan dengan kesiapan pihak pelabuhan Tanjung Emas, Pelindo, dan Kereta Api Logistik maka diharapkan dapat membagi beban logistik di jalur pantura. Selain itu juga mengurangi kemacetan di jalan.

Sementara itu, anggota DPD RI Perwakilan Jateng, Abdul Kholik mengatakan kerusakan jalan akibat truk ODOL harus ditangani. Apalagi kerugian akibat kerusakan itu mencapai Rp 20 triliun. 

"Ada problem truk-truk itu ternyata banyak yang kelebihan barang muatan, itu udah jelas merusak jalan, tadi kerugiannya Rp 20 triliun per tahun. Jadi ini tentu sangat sia-sia kalau hal itu tidak ditangani," katanya. 

Menurutnya kemacetan yang sering terjadi di jalur Pantura merugikan secara ekonomi dan menimbulkan berbagai masalah sosial.

"Setelah kita urai, di situ kan menumpuk jalur logistik, menjadi jalur lintasan utamanya truk-truk besar yang menimbulkan problem kemacetan itu," jelasnya.

Dia mengatakan beban distribusi logistik di jalur Pantura harus dibagi yakni baik ke jalur tol laut maupun kereta api khusus logistik.

"Satu melalui jalur kereta api yang namanya KALog itu. Jalurnya sudah siap, infrastrukturnya sudah ada, tetapi kebijakannya belum mendukung," katanya.

Selain itu tol laut jangan sampai berhenti karena dinilai bisa mengurangi beban jalur Pantura. 

"Sebenarnya ini akan mengurangi beban jalur jalan tadi. Nah sayangnya tol laut ini berhenti. Tentu kalau saja tol laut difungsikan kembali bahkan sampai Surabaya, ini juga akan mengurangi beban jalur jalan raya tadi," jelasnya.

Untuk mengupayakan hal itu, pihaknya akan mengirim surat ke pemerintah pusat termasuk agar tol laut diaktifkan kembali. Sehingga keamanan lebih terjamin dan beban logistik di jalan pantura berkurang.

"Beban penurunan (jalan) ini termasuk masalah ya. Karena ditinggikan terus pun akan terun karena beban, sangat kompleks. Dan sebagian bukan kewenangan provinsi karena semuanya pusat. KAI, PUPR, Pelindo vertikal, makanya kami DPD RI memfasilitasi ini, mencoba mencarikan pola kolaborasi yang bisa mengatasi masalah ini," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com