Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Tokoh Nasional Temui Gus Mus, Bahas Demokrasi yang Tak Baik-baik Saja

Kompas.com - 12/11/2023, 15:40 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

REMBANG, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh nasional bersilaturahmi ke kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023).

Tokoh yang hadir, di antaranya Goenawan Mohamad, Lukman Hakim Saifuddin, Erry Riyana Hardjapamekas, Sulistyowati Irianto, Omi Komaria Madjid, Romo Antonius Benny Susetyo, Nong Mahmada, dan Alif Iman Nurlambang.

Baca juga: Kunjungi Gus Mus di Rembang, Ganjar Mengaku Ngobrol yang Lucu-lucu

Para tokoh yang mengatasnamakan diri sebagai Majelis Permusyawaratan Rembang itu mengaku datang ke kediaman Gus Mus untuk berdiskusi mengenai demokrasi di Indonesia saat ini.

Baca juga: Khofifah Sowan Gus Mus di Rembang, Mengaku Bercerita soal NU

Koordinator Majelis Permusyawaratan Rembang Alif Iman Nurlambang mengatakan, demokrasi di Indonesia saat ini memprihatinkan.

Kekuasaan terpusat di eksekutif, Mahkamah Konstitusi penuh dengan intervensi dari eksekutif, hingga ancaman terhadap asas jujur dan adil dalam Pemilihan Umum 2024 yang dikhawatirkan tidak dapat berlangsung dengan baik.

"Sehingga perlu kiranya ada urun rembuk terus menerus dari tokoh-tokoh bangsa ini sebesar dan sebanyak mungkin," ucap Alif usai bertemu dengan Gus Mus.

Dalam pertemuan dengan Gus Mus, para tokoh bangsa ini diberikan dua wejangan penting.

"Gus Mus memberikan nasihat kepada kekuasaan, kepada elite-elite politik bahwa apa yang sudah berlangsung itu, melukai perasaan kita semua. Walaupun kata-kata melukai, kadang-kadang disebut 'sok drama, sok sinetron, kebanyakan drakor', tapi itulah yang perlu dilakukan oleh para budayawan, tokoh-tokoh lintas agama, iman, dan keyakinan," ujar Alif.

"Kemudian juga para pembela-pembela demokrasi, para pejuang hak asasi manusia, juga termasuk mereka yang bekerja di ruang-ruang anti korupsi," terang dia.

Gus Mus, kata Alif, juga menyarankan agar pertemuan seperti ini dapat disampaikan melalui saluran-saluran yang demokratis.

"Gus Mus menganjurkan agar pertemuan-pertemuan itu dilakukan juga untuk menyerukan kepada warga masyarakat negara Indonesia, bahwa kita harus saling memahami situasi sekarang. Tidak enak kalau kita kutip istilah Pak Jokowi adalah Indonesia sedang tidak baik-baik saja," ujar Alif.

"Karena itu, nasihat-nasihat penting disampaikan kepada warga negara agar situasi tetap bisa adem. Kekecewaan bisa disalurkan melalui saluran-saluran demokratis sehingga sama-sama memperingatkan agar penguasa juga eling," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com