SOLO, KOMPAS.com - Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut wilayah Soloraya sebagai daerah pemilihan (Dapil) Neraka.
Julukan ini disematkan tak lepas dari wilayah Soloraya yang merupakan basis suara dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Istilah "Dapil Neraka" ini diungkapkan Cak Imin saat blusukan di Kampung Batik Kauman, Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Jumat (4/11/2023).
Baca juga: Soal Target Suara di Jateng, Cak Imin: Minimal Juara Dua, atau Syukur-syukur Bisa Nyalip PDI-P
Saat itu Cak Imin memperkenalkan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) yang anggota Komisi VI DPR RI, Luluk Nur Hamidah.
"Saya perkenalkan yang mendampingi saya Komisi VI sekarang, dari dapil Sragen, Wonogiri, Karanganyar saat ini. Ini PKB tahun ini dapat. Ini termasuk 'Dapil Neraka' karena sama di sini (Solo) juga kan ya. Semoga ada AMIN (Anies-Cak Imin) jadi dapil surga,” kata Cak Imin, pada Jumat (3/11/2023) malam.
Meskipun demikian, Cak Imim mengaku bersyukur karena di dapil tersebut ada anggota legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan NasDem.
"Ya Solo Raya ini basis PDIP kira-kira gitulah (dapil neraka). Bersyukur masih ada caleg dari Nasdem dapat dari sini, PKB juga dapat. Tentu mayoritas DPR-nya PDI-P," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPD) PKB sekaligus anggota Komisi IV Fraksi PKB DPR RI, Luluk Nur Hamidah mengatakan, istilah "Dapil Neraka" menjadi tantangan bagi dirinya, karena Jawa tengah masih didominasi oleh PDI-P.
"Ini kan merah banget, Pastinya panas. Tantangannya sangat dominan jadi tidak leluasa untuk mengeluarkan ekspresi. Tidak mudahnya membangun kerja sama dengan kepala daerah, jadi terhambat," kata Luluk NurHamidah, setelah mendampingi Cak Imin.
Dia pun berkeinginan untuk mengubah Jateng dari warna merah PDI-P menjadi kehijauan PKB.
“Kita ingin membuat keseimbangan merah kehijauan, kehijaun PKB punya kursi kebih banyak di sini. Sehingga masyarakat lebih punya banyak pilihan," ujarnya.
"Masyarakat butuh saluran yang berbeda, ketimbang selama ini sudah dominan," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.