Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelintasan Kereta Api di Kabupaten Grobogan Paling Rawan Gangguan Alam Saat Musim Hujan

Kompas.com - 03/11/2023, 14:24 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), menjadi daerah dengan potensi gangguan alam paling banyak di pelintasan kereta api Daop 4 Semarang.

Kepala Daop 4 Semarang KAI Daniel Johannes Hutabarat mengatakan, di Kabupaten Grobogan terdapat 11 titik potensi gangguan alam.

"Disusul 3 titik di wilayah Kota Semarang, 2 titik di wilayah Kabupaten Blora dan Pekalongan, serta beberapa titik lainnya," jelasnya saat dikonfirmasi, Jumat (3/11/2023).

Baca juga: Terdampak Proyek Rel Layang Joglo Solo, Kantor Kelurahan Banjarsari Pindah ke Rumah Dinas Lurah

Menghadapi musim hujan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 4 Semarang melakukan berbagai langkah antisipasi untuk meminimalisir gangguan terhadap perjalanan kereta api.

"KAI Daop 4 Semarang telah melaksanakan pemeriksaan lintas di wilayah selatan Daop 4 Semarang, yang dimulai dari perbatasan wilayah pada Km 68+200 petak jalan Gundih - Goprak Kabupaten Grobogan hingga Stasiun Semarang Poncol," kata dia.

Pemeriksaan dilaksanakan dengan menggunakan kereta dresin. Kondisi jalur rel kereta api sepanjang 70 kilometer diperiksa kondisinya.

Termasuk memeriksa 10 stasiun yang dilewati. Mulai dari Kabupaten Grobogan, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Demak, hingga Kota Semarang.

"Kondisi tanah yang semula dari kering menjadi lumpur menjadi perhatian khusus dari Daop 4 Semarang untuk ditindaklanjuti,” jelas Daniel.

Pemeriksaan tersebut, bertujuan untuk melihat langsung kondisi prasarana di lintasan kereta. Salah satunya terkait keandalan jalur rel kereta api dan persinyalan.

Kemudian daerah rawan genangan air dan banjir, fasilitas layanan pelanggan dan kebersihan yang berada di stasiun, serta kesiapan kereta api di setiap wilayah stasiun yang dilewati.

"Total terdapat 22 daerah berpotensi gangguan alam, yang dinilai memiliki potensi bahaya. Mulai dari banjir, amblesan, hingga tanah longsor," paparnya.

Meski demikian, jumlah daerah berpotensi gangguan alam sudah mengalami penurunan. Dari tahun 2021 yang berjumlah 51 daerah menjadi 36 daerah pada tahun 2022. 

“Berbagai perbaikan sudah kami lakukan, sehingga jumlah daerah yang berpotensi gangguan alam tersebut dapat berkurang,” ucap Daniel.

Dari sisi kesiapan material, KAI Daop 4 Semarang telah menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) pada 26 titik, meliputi Tegal, Pemalang, Petarukan, Pekalongan, Batang, Kuripan, Weleri, Kalibodri, Kaliwungu, Semarang, Brumbung, Gubug dan Kedungjati.

Baca juga: Seorang Pria Taruh Tumpukan Batu di Rel, Perjalanan Kereta Api Sempat Terganggu

Selain itu juga ada Gambringan, Panunggalan, Kradenan, Doplang, Randublatung, Cepu, Kedungjati, Gundih dan Ambarawa.

"AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir, bantalan rel, dan peralatan ringan hingga alat berat seperti Mesin Perawatan Jalan Rel (MPJR) yang digunakan untuk merawat serta memelihara kondisi jalur rel agar tetap layak dilintasi oleh kereta api," paparnya.

Seperti diketahui, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami Awal Musim Hujan 2023/2024 pada bulan Oktober hingga Desember 2023.

Sedangkan puncak musim hujan 2023/2024 diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Regional
Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Regional
Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com