KOMPAS.com - Seorang wanita berinisial ND (53) melakukan poliandri berujung pembunuhan tiga warga di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Peristiwa tragis ini bermula saat pelaku utama yang merupakan suami pertama berinisial HL (60) sakit hati usai sang istri kembali menikah dengan pria muda.
Berikut ini sederet fakta kasus poliandri di Gowa, Sulsel berujung menewaskan 3 korban.
Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Bachtiar mengatakan, ND, istri tersangka diketahui sudah menikah lagi dengan pria lain atau korban berinisial FR (22) sejak 2020 lalu.
Baca juga: Poliandri Berujung Maut, 3 Tewas Diserang Kerabat Suami Pertama
"Istri pelaku telah melakukan poliandri selama kurang lebih 3 tahun yang lalu. Tepatnya pada bulan Juni 2020. Namun, pelaku utama ini tahu, bahkan atas persetujuannya sendiri. Namun, sekarang ini baru merasa cemburu. Sehingga muncul sakit hati dan sepakat melakukan penyerangan," kata Bachtiar, di Mapolda Sulsel, pada Jumat (6/10/2023).
Motif sakit hati tersebut membuat HL akhirnya berencana melakukan penyerangan ke rumah korban.
Sebelum itu, HL menceritakan sakit hati dan dendamnya itu kepada sang anak yakni MH (23) dan HM (28) pada 30 September 2023.
"Di rumah HL, MH dan HM melakukan perencanaan penyerangan ke rumah korban. Tepat di tanggal 1 Oktober 2023 sekira pukul 01.18 Wita, para pelaku tiba di TKP dan langsung melakukan penyerangan dan mengakibatkan tiga orang meninggal dunia," ucap dia.
Bachtiar mengatakan, total pelaku yang melakukan penyerangan berjumlah lima orang. Termasuk dua pelaku inisial IR (18) dan S (19) yang merupakan rekan anak HL.
"Tersangka yang lain adalah teman dari MH yang diajak," ujar dia.
Baca juga: Kronologi Poliandri Maut di Gowa, Baru Cemburu Setelah 3 Tahun Sang Istri Menikah Lagi
Insiden ini terjadi di Desa Kalemandalle, kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Minggu dini hari.
Saat itu, warga mendengar keributan pada tengah malam dan menemukan tiga korban bersimbah darah dengan sejumlah luka tikaman badik.
Satu korban, FR (22) yang merupakan suami kedua tewas di lokasi kejadian.
Sementara dua tetangganya, Abbas Daeng Tata (60) dan Suaib Daeng Pasang (40) kritis meski akhirnya meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit.
ND sendiri saat dikonfirmasi langsung Kompas.com mengaku bahwa saat peristiwa terjadi dirinya selamat lantaran bersembunyi dibalik kasur.