KARANGANYAR, KOMPAS.com - Embung Plalar di Desa Kaliwuluh, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, kering kerontang akibat kemarau panjang. Biasanya, air Embung Plarar digunakan untuk irigasi.
Embung tadah hujan yang dibangun sekitar tahun 1975 itu, kering sejak kemarau melanda wilayah tersebut.
"Embung Plalar kering sejak tidak ada hujan. Itu kan tidak bisa menampung air. Kalau hujan ada (air), kalau tidak ada hujan ya sudah hilang (airnya)," kata Kepala Desa Kaliwuluh, Suratmin dihubungi Kompas.com, Kamis (5/10/2023).
Baca juga: Air Waduk Sermo Susut, Nisan dan Makam Bermunculan
Embung yang pernah mengalami perbaikan menggunakan dana bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian di Desa Jomblang.
"(Embung) untuk pengairan sawah Desa Jomblang," terang Suratmin.
Di samping itu, embung yang memiliki luas sekitar 5 hektar dan kedalaman lebih dari 5 meter akan difungsikan sebagai objek wisata. Rencananya, di sekitar embung akan dilengkapi fasilitas jogging track.
"Kalau airnya penuh terus bisa untuk wisata sebetulnya. Arah ke depan saya gitu," ungkap dia.
Meski Embung Plalar kering, kata Suratmin, pertanian di Desa Kaliwulung tidak begitu terganggu karena ada sumber air sungai sudetan dari Waduk Gajah Mungkur.
Menurut Suratmin, selama air sungai sudetan dari Waduk Gajah Mungkur mengalir, warga Desa Kaliwulung masih bisa menggarap sawahnya.
"Pertanian di Kaliwulung selama air dari Gajah Mungkur itu tidak mati itu masih aman. Warga terbantu dari situ. Kalau tidak, tidak bisa tanam saat ini," ungkap dia.
Sementara area pertanian yang tidak bisa dijangkau air dari Embung Plalar atau sungai sudetan Waduk Gajah Mungkur dibuatkan sumber air dari sumur dalam.
"Titik-titik yang sulit (air) kita kasih sumur dalam. Sehingga bisa mengaliri sawah yang lebih luas," terang Suratmin.
Warga Desa Kaliwuluh, Anik (41) mengatakan, tidak bisa menanam padi karena kemarau panjang. Embung Kaliwuluh yang biasanya dimanfaatkan sebagai pengairan kering tidak ada airnya.
Karena tidak ada air, Anik pun memilih untuk menanami sawahnya yang berada tak jauh dari embung dengan tanaman jagung.
"Tahun ini tidak bisa tanam padi karena tidak ada air dan ada hama tikus. Ini saya tanamin jagung yang tidak butuh banyak air," ungkap Anik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.