Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kebakaran Lahan di Flores Timur

Kompas.com - 28/08/2023, 15:33 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Memasuki hari keempat, kebakaran hutan dan lahan di wilayah Nurabelen dan Nobo, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meluas ke sejumlah lokasi.

Senin (28/8/2023), titik api terlihat memasuki kawasan hutan lindung di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Baca juga: Karhutla di Flores Timur Meluas, Api Mulai Merambat ke Perkebunan Warga

Kepala Desa Klatanlo Pit Muda mengungkapkan, kawasan seluas 40 hektare itu tersebut telah dialihfungsikan dan dikelola masyarakat.

"Itu sekitar 40 hektare lebih. Warga sudah fungsikan untuk tanam kelapa, kakao, vanili, dan kemiri. Api sudah mengarah ke sana," ujar Pit Muda saat dihubungi, Senin (28/8/2023).

Pit melanjutkan warga dan pemilik kebun telah dikerahkan untuk bersiaga di lahan masing-masing. Dengan demikian pergerakan api bisa terpantau.

Baca juga: 40 Hektar Hutan dan Lahan di Flores Timur Terbakar, Dipicu Pembersihan Lahan

Kronologi

Kebakaran lahan dan hutan mulai terjadi sejak Jumat (25/8/2023).

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Wulanggitang Iptu I Nyoman Karwadi menerangkan, kebakaran berawal ketika salah seorang warga INS (60) membersihkan lahan miliknya yang berlokasi di Tua Bura, Dusun Waiula, Desa Nurabelen, pada Kamis (24/8/2023) dengan cara membakarnya.

Pembersihan lahan berlangsung hingga sore hari. Sebelum meninggalkan lokasi, INS mengaku telah memastikan api sudah padam.

Baca juga: Karhutla di Flores Timur, Titik Api Belum Bisa Dikendalikan

Pada Jumat (25/8/2023) sekitar pukul 10.00 Wita, INS kembali ke lahannya. Setibanya di lokasi ia melihat semak belukar di sekitar lahan miliknya terbakar.

INS berusaha memadamkan api menggunakan pasir. Setelah padam, ia menuju pondoknya untuk memasak nasi.

Sekitar pukul 11.00 Wita, INS kembali ke lokasi lahan. Ia melihat api sudah menyala kembali. Akibat angin kencang api dengan cepat membakar semak belukar.

Lantaran sulit memadamkan api seorang diri, INS memanggil warga sekitar untuk membantu memadamkan api. Namun api tidak berhasil dipadamkan. Akibatnya api terus merambat ke lokasi lain.

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup akibat Karhutla


40 hektare lahan terbakar

Upaya memadamkan api dilakukan sejak Jumat. Tim BPD, Polisi, TNI, dan warga setempat  berjibaku memadamkan api.

Berdasarkan hasil kaji cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur luas lahan dan hutan yang terbakar mencapai 40 hektare.

Namun angka ini masih bersifat sementara, karena titik api masih terpantau di beberapa lokasi. Tim terus menyisir beberapa lokasi untuk asesmen dan pemadaman hingga pendinginan lebih lanjut.

Baca juga: Buntut Kebakaran Lahan di Flores Timur, Seorang Warga Diamankan Polisi

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengimbau masyarakat agar tidak melakukan upaya pembersihan atau pembukaan lahan dengan cara dibakar. Sebab, hal itu merupakan praktik ilegal dan melanggar hukum.

Apalagi, demikian Abdul, musim kemarau pada tahun ini diprakirakan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga dapat menjadi faktor pemicu bencana karhutla.

"Oleh sebab itu, BNPB juga meminta kepada pemerintah daerah agar terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bencana kekeringan dan karhutla yang dapat dipicu oleh faktor cuaca," katanya dalam keterangan tertulis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buruh dan Pengusaha di Sukabumi Sepakat Menolak Tapera

Buruh dan Pengusaha di Sukabumi Sepakat Menolak Tapera

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
BKSDA Bentuk Tim Khusus Tangkap Buaya di Mukomuko

BKSDA Bentuk Tim Khusus Tangkap Buaya di Mukomuko

Regional
Masa Jabatan 465 Kades di Purworejo Resmi Bertambah 2 Tahun

Masa Jabatan 465 Kades di Purworejo Resmi Bertambah 2 Tahun

Regional
Kasus Meninggal akibat DBD di Solo Meningkat, Gibran: Kami Tindak Lanjuti

Kasus Meninggal akibat DBD di Solo Meningkat, Gibran: Kami Tindak Lanjuti

Regional
Melihat Tarian Intan Kalanis, Tari Klasik Kesultanan Sumbawa Saat Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda

Melihat Tarian Intan Kalanis, Tari Klasik Kesultanan Sumbawa Saat Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda

Regional
Tradisi Baguntung Tandai Dimulainya Tahapan Pilkada Sumbawa

Tradisi Baguntung Tandai Dimulainya Tahapan Pilkada Sumbawa

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
3 Tahun Buron, Pencuri Alat Panah Senilai Rp 53,5 Juta Ditangkap

3 Tahun Buron, Pencuri Alat Panah Senilai Rp 53,5 Juta Ditangkap

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Kepala BNPB: Pengungsi Gunung Ibu Baru Diizinkan Kembali jika Status Sudah Turun

Kepala BNPB: Pengungsi Gunung Ibu Baru Diizinkan Kembali jika Status Sudah Turun

Regional
Ramai soal Mobil Ambulans Horor di Kantor Desa Magelang, Ini Penjelasan Kadesnya...

Ramai soal Mobil Ambulans Horor di Kantor Desa Magelang, Ini Penjelasan Kadesnya...

Regional
Ditangkap, Pengedar Sabu dalam Bungkus Makanan dan Sedotan Plastik

Ditangkap, Pengedar Sabu dalam Bungkus Makanan dan Sedotan Plastik

Regional
Penipuan Modus QRIS Palsu di Purwokerto Berakhir Damai

Penipuan Modus QRIS Palsu di Purwokerto Berakhir Damai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com