Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tukang Becak Korban "Prank" Sedekah Palsu di Solo, Diberi Amplop tapi Isinya Potongan Kertas Koran

Kompas.com - 24/08/2023, 12:27 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Seorang tukang becak, Tukiman (72) menjadi korban prank sedekah palsu oleh dua orang yang menaiki mobil di depan Puskesmas Gajahan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah.

Aksi prank sedekah palsu dialami warga Gemolong, Kabupaten Sragen itu pada Minggu (20/8/2023) sekitar pukul 01.00 WIB.

Saat itu, Tukiman yang sudah tertidur pulas di becaknya tiba-tiba dibangunkan oleh dua orang laki-laki dan perempuan. Mereka memberikan sedekah kepada Tukiman sebuah amplop putih.

Mereka juga mengatakan kepada Tukiman bahwa amplop putih yang mereka berikan sedekah dari orangtuanya.

Baca juga: Warga Semarang Kena Prank, Dikira Mayat Ternyata ODGJ yang Sedang Tiduran di Sungai, Videonya Viral di Medsos

"Kejadiannya malam Minggu. Kalau tidak salah pukul 24.00 WIB, ya pukul 01.00 WIB. Ini sedekah saya, sedekah ibu saya. Perempuan dan laki-laki yang memberi amplop," kata Tukiman ditemui Kompas.com di depan Puskesmas Gajahan, Serengan, Solo, Kamis (24/8/2023).

"Saya tidur dibangunkan. Ini sedekah saya, sedekah ibu saya. Bilangnya seperti itu saat beri amplop," sambung pria yang sudah 30 tahun mengkal di depan Puskesmas Gajahan.

Tidak ada rasa curiga dalam diri Tukiman. Justru, ayah satu anak ini merasa gugup dan gemetar karena melihat amplop yang diberikan kedua orang itu terlihat tebal.

Tukiman juga mengaku belum pernah membawa uang banyak dalam amplop. Sehingga bingung ketika menerima amplop putih dari orang tersebut.

"Kulo pun deg-degan (saya sudah deg-degan), soalnya banyak bingung mau buat apa. Kebanyakan isinya," ungkap Tukiman.

"Saya terus terang memang belum pernah pegang uang banyak. Saya saja buat makan saja uangnya pas-pasan apalagi dikasih uang banyak," tambah dia.

Tukiman kemudian membuka amplop putih yang diberikan orang bermobil tersebut. Betapa terkejutnya Tukiman setelah melihat isi dalam amplop tersebut berupa potongan kertas koran.

"Saya buka amplopnya isinya kertas koran dipotong-potong. Pas saya buka amplop itu orangnya sudah pergi," terang dia.

Tukiman mengaku, kejadian yang dialaminya merupakan yang kedua kali. Sebelumnya, Tukiman pernah terkena aksi prank sebuah amplop berisi potongan kertas koran.

Baca juga: Pernah Masuk Bui Setelah Prank Waria, Kini Ferdian Paleka Ditangkap Polisi karena Promosi Judi Online

"Dulu juga pernah kena prank dikasih amplop orang laki-laki dan perempuan. Kejadiannya juga malam-malam. Saya pas tidur di becak dibangunkan," ungkap dia.

Dikatakan Tukiman, menarik becak adalah pekerjaan sehari-harinya. Penghasilan yang diperolah saat menarik becak tidak menentu. Padahal, dirinya harus mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga di rumah.

"Kadang dapat Rp 10.000, kadang Rp 50.000. Kadang tidak pernah. Jadi tidak mesti (hasilnya)," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com