SERANG, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten mencatat sebanyak 949 hektar persawahan mengalami kekeringan karena dampak fenomena iklim El Nino.
"Pada 9 Agustus yang terkena dampak kekeringan 949 hakter, dengan status terdampam ringan 910 hektare, 23 hektare kondisi sedang, dan berat 6 hektar. Tapi tidak ada yang puso," kata Kepala Distanak Banten, Agus Tauchid kepada wartawan di Serang. Jumat (11/8/2023).
Baca juga: Ratusan Kepala Keluarga di Kaki Gunung Cikuray Garut Terdampak Kekeringan
Sebelumnya, pada 8 Agustus 2023 jumlah lahan persawahan yang terdampak sebanyak 794 hektare, dengan kondisi ringan 760 hektar, sedang 30 hektar, kondisi berat 4 hektar.
Pada 7 Agustus 2023, data yang masuk dari Kabupaten dan Kota area persawahan yang terdampak adalah 639 hektar. Dengan kondisi kekeringan ringan 605 hektar, kekeringan sedang 30 hektar, dankekeringan berat 4 hektar.
"Artinya selama tiga hari berturut turut ada peningkatan jumlah yang terdampak," ujar Agus.
Agus mengungkapkan, area persawahan yang terdampak pada kelompok tani yang periode tanamnya bulan Juli 2023. Sehingga, saat terdampak kekeringan ini padi baru berumur 1 bulan.
Baca juga: Derita Warga Kaki Gunung Cikuray, Musim Hujan Dihantui Banjir dan Kemarau Kekeringan
Untuk menanggulanginya, Pemprov Banten menyiapkan beberapa upaya seperti menyiagakan pompa air untuk mengairi persawahan.
"Kita lakukan sistem kompanisasi dan jika tidak ada sumber airnya solusi akan kami bangun sumur pantek, sumur bor," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.