SEMARANG, KOMPAS.com - Di zaman sekarang, tidak banyak pasangan muda yang mengajari anak mereka Bahasa Jawa. Kebanyakan, mereka menggunakan Bahasa Indonesia saat berkomunikasi.
Praktis, tidak banyak yang menggunakan Bahasa Jawa saat percakapan sehari-hari. Apalagi pada tataran Krama Inggil, yang dianggap kasta tertinggi dalam Bahasa Jawa.
Meski begitu, Generasi Z atau Gen Z ada juga yang tetap fasih menggunakan Bahasa Krama ketika berbicara dengan orang yang lebih tua.
Seperti Maya Pertamasari (25), warga Solo. Dia mengaku di lingkungan keluarga memang memakai Bahasa Jawa dan Indonesia. Namun dia tetap bisa berbahasa Krama karena belajar dari mendengarkan orang-orang tua di sekitarnya.
“Saya tidak begitu mempelajari, tapi itu seperti belajar di waktu kecil, karena kira mendengar pembicaraan jadi bisa berbahasa kromo dengan sendirinya,” kata Maya.
Berbeda dengan Maya, Titis Anis (26) menghabiskan masa remajanya di perantauan dan sama sekali tidak menuturkan bahasa Jawa.
Saat kembali ke kampung halaman di Salatiga, ia dituntut orangtuanya agar cakap berbahasa Krama saat bicara dengan orang yang lebih tua di luar rumah. Padahal sejak kecil ia dibiasakan berbahasa Jawa Ngoko oleh orangtuanya.
Oleh karena itu ia harus mengasah kembali kosa kata bahasa Krama yang didengar dari masyarakat lingkungan sekitarnya. Tak jarang ia salah menuturkan kosa kata dan ditertawakan temannya, tapi ia tak berkecil hati.
“Pernah ngomong ‘kondur’ sama ‘wangsul’ (artinya pulang) itu salah ke orang yang lebih tua, habis itu ditertawakan karena memang payah, tapi ya sudahlah, namanya juga belajar praktik langsung,” kata Titis.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1445 H dalam Bahasa Jawa Beserta Artinya
Di samping itu, belajar Bahasa jawa melalui akun Instagram @tansah_cinitra yang rutin mengunggah tiga postingan kosa kata setiap minggunya. Akun itu juga mengadakan kuis menarik tentang bahasa Jawa dan Krama.
Lewat unggahan kuis di akun itu, Titis kerap mengetes kemampuan bahasa Jawanya. Meski tak begitu pandai, ia menyadari penting bagi masyarakat Jawa untuk memahami dan menumbuhkan rasa kepemilikan pada budaya daerah.
Menurutnya, bahasa Indonesia, Inggris, Arab, atau bahasa asing lainnya bisa dipelajari semua orang di sekolah atau di tempat les.
“Tapi saat ini enggak semua orang mengerti bahasanya sendiri. Padahal kalau menguasai bahasa jawa, kita bisa mengakses informasi dan pengetahuan yang tidak bisa diakses oleh orang yang hanya mengerti bahasa Inggris. Seperti naskah sejarah, maupun ceramah tokoh-tokoh besar dari Jawa,” bebernya.
Sementara, warga Semarang, Adi Nova (33) mengaku mulai membiasakan diri berbahasa jawa Krama sejak SMA usai mendengar nasihat gurunya.
Meski orangtua tak memaksa ataupun menerapkan Bahasa krama untuk komunikasi di rumah, Adi tetap berbahasa krama sebagai bentuk penghormatan kepada orangtuanya.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Idul Adha dalam Bahasa Jawa, Inggris, dan Arab Beserta Artinya