SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 259 lapak di Pasar Banyumanik dan Pasar Srondol, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) disegel karena dianggap tidak menambah pendapatan asli daerah atau PAD.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, 259 lapak itu terbagi menjadi dua yakni 220 lapak di Pasar Banyumanik dan 39 lapak di Pasar Srondol.
Baca juga: Uang Penjualan Singkong di Lampung Dipakai Deposit Judi Slot, Kasir Lapak Mengaku Dirampok
"Lapak di Pasar Banyumanik sampai sekarang kosong. Selesai dibangun pada 2018," jelasnya saat ditemui di lokasi, Rabu (26/7/2023).
Fajar mengaku naik pitam, karena pasar yang dibangun dengan anggaran Rp 5 miliar itu lapak-lapaknya dibiarkan oleh pedagang begitu saja.
"Makanya saya segel," kata dia.
Menurutnya para pedagang sengaja membiarkan lapak karena menyepelekan. Untuk menempati lapak di dua pasar tersebut memang tidak dibebani dengan biaya kontribusi penggunaan pasar rakyat.
"Kami disuruh memaksimalkan PAD tapi ini banyak yang kosong," paparnya.
Untuk itu, Fajar meminta kepada masyarakat yang ingin menggunakan lapak di pasar tradisional agar lebih bertanggungjawab dan mempunyai niat menggunakan lapak.
"Kalau kosong blong, bagaimana mengoptimalisasikan," tanya dia.
Sementara itu, pedagang Pasar Banyumanik Ponisem mengaku sudah lama pasar yang dia tempati tak dipakai pedagang untuk jualan. Dia masih bertahan di pasar tersebut karena faktor usia.
"Pedagang yang dulu di sini, ada yang dagang keliling dan ada yang dagang di pasar lain," katanya.
Baca juga: Kebakaran Lapak di Cakung, Satu Korban Pingsan Tersengat Listrik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.