BANYUMAS, KOMPAS.com - Panahan berkuda, atau horseback archery, mungkin masih asing di telinga masyarakat.
Olahraga sejak zaman kuno yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda ini, kini mulai dikenalkan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Bahkan, Banyumas menjadi tuan rumah seri pembuka Grand Prix 2023 yang diselenggarakan di arena pacuan kuda Pondok Pesantren Modern Zamzam Integrated Islamic School (ZIIS), Jumat-Minggu (7-9/7/2023).
Baca juga: BERITA FOTO: Lepas Kontingen Panahan Indonesia ke Turki, PB Perpani Kejar Poin Olimpiade 2024
Gelaran ini diikuti sedikitnya 27 atlet yang berasal dari sembilan provinsi. Juaranya akan mewakili Indonesia dalam ajang tingkat internasional di Perancis pada Agustus 2023.
Ajang di bawah Kumpulan Pemanah Berkuda Indonesia (KPBI) dan World Horseback Archery Federation (WHAF) ini tidak hanya menunjukkan kelihaian memanah di atas kuda, tapi juga keindahan.
Para atlet putra dan putri ini juga mengenakan kostum tradisional dari daerahnya masing-masing seperti layaknya para kesatria zaman dahulu.
Wakil Pimpinan Ponpes Modern ZIIS sekaligus atlet panahan berkuda, Ryadh Arudhiskara mengatakan, kegiatan memanah dan berkuda memang identik dengan para kesatria.
"Zaman dahulu para pangeran kalau mau jadi raja harus menguasai memanah, berkuda, bela diri dan lain sebagainya," kata Ryadh di sela kegiatan, Minggu (9/7/2023).
Selain itu, memanah dan berkuda merupakan olahraga kegemaran Rasulullah.
Baca juga: Pemuda di Dompu NTB Diduga Memanah Teman Perempuannya dari Jarak 4 Meter, Korban Tewas
"Ini juga termasuk olahraga kegemaran Rasulullah. Rasulullah mengajarkan anak-anaknya berenang, memanah dan berkuda," ujar Ryadh.
Untuk itu, olahrga ini pun menjadi salah satu ekstra kulikuler di pondok pesantrennya. Para santri dari berbagai umur rutin berlatih memanah dan berkuda.
Tujuannya, kata Ryadh, untuk mengenalkan sekaligus mempopulerkan olahraga tradisional di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini.
"Kami terus berlatih untuk menunjukkan skil terbaik. Nanti masyarakat bisa melihat keindahan yang ditampilkan bagaimana olahraga para kesatria zaman dahulu," kata Ryadh.
Baca juga: Kericuhan di Tangki Seribu Batam, Polisi Amankan Bom Molotov, Sajam dan Anak Panah
Ryadh mengatakan, dalam ajang ini Banyumas menurunkan enam atlet. Beberapa di antaranya juga pernah mewakili Indonesia dalam ajang serupa di Polandia.
Mereka akan berebut menjadi yang terbaik dalam tiga kategori, yaitu korean track, qabaq track dan kassai track.
Sementara itu, seri pertama ini juga diikuti atlet termuda asal Lampung, Isa Ahmad (11). Ia mengaku, tertarik mendalami panahan berkuda karena terinspirasi dari ayahnya.
"Dari kecil tertarik karena sering melihat bapak. Saya baru kali ini ikut kejuaraan, kalau menang alhamdulillah, kalau tidak juga tidak apa-apa," kata Isa yang masih duduk di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.