Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Panahan Berkuda, Olahraga Para Kesatria yang Diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya

Kompas.com - 10/07/2023, 07:59 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Panahan berkuda, atau horseback archery, mungkin masih asing di telinga masyarakat.

Olahraga sejak zaman kuno yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda ini, kini mulai dikenalkan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Bahkan, Banyumas menjadi tuan rumah seri pembuka Grand Prix 2023 yang diselenggarakan di arena pacuan kuda Pondok Pesantren Modern Zamzam Integrated Islamic School (ZIIS), Jumat-Minggu (7-9/7/2023).

Baca juga: BERITA FOTO: Lepas Kontingen Panahan Indonesia ke Turki, PB Perpani Kejar Poin Olimpiade 2024

Gelaran ini diikuti sedikitnya 27 atlet yang berasal dari sembilan provinsi. Juaranya akan mewakili Indonesia dalam ajang tingkat internasional di Perancis pada Agustus 2023.

Ajang di bawah Kumpulan Pemanah Berkuda Indonesia (KPBI) dan World Horseback Archery Federation (WHAF) ini tidak hanya menunjukkan kelihaian memanah di atas kuda, tapi juga keindahan.

Para atlet putra dan putri ini juga mengenakan kostum tradisional dari daerahnya masing-masing seperti layaknya para kesatria zaman dahulu.

Wakil Pimpinan Ponpes Modern ZIIS sekaligus atlet panahan berkuda, Ryadh Arudhiskara mengatakan, kegiatan memanah dan berkuda memang identik dengan para kesatria.

"Zaman dahulu para pangeran kalau mau jadi raja harus menguasai memanah, berkuda, bela diri dan lain sebagainya," kata Ryadh di sela kegiatan, Minggu (9/7/2023).

Selain itu, memanah dan berkuda merupakan olahraga kegemaran Rasulullah.

Baca juga: Pemuda di Dompu NTB Diduga Memanah Teman Perempuannya dari Jarak 4 Meter, Korban Tewas

"Ini juga termasuk olahraga kegemaran Rasulullah. Rasulullah mengajarkan anak-anaknya berenang, memanah dan berkuda," ujar Ryadh.

Untuk itu, olahrga ini pun menjadi salah satu ekstra kulikuler di pondok pesantrennya. Para santri dari berbagai umur rutin berlatih memanah dan berkuda.

Tujuannya, kata Ryadh, untuk mengenalkan sekaligus mempopulerkan olahraga tradisional di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini.

"Kami terus berlatih untuk menunjukkan skil terbaik. Nanti masyarakat bisa melihat keindahan yang ditampilkan bagaimana olahraga para kesatria zaman dahulu," kata Ryadh.

Baca juga: Kericuhan di Tangki Seribu Batam, Polisi Amankan Bom Molotov, Sajam dan Anak Panah

Ryadh mengatakan, dalam ajang ini Banyumas menurunkan enam atlet. Beberapa di antaranya juga pernah mewakili Indonesia dalam ajang serupa di Polandia.

Mereka akan berebut menjadi yang terbaik dalam tiga kategori, yaitu korean track, qabaq track dan kassai track.

Sementara itu, seri pertama ini juga diikuti atlet termuda asal Lampung, Isa Ahmad (11). Ia mengaku, tertarik mendalami panahan berkuda karena terinspirasi dari ayahnya.

"Dari kecil tertarik karena sering melihat bapak. Saya baru kali ini ikut kejuaraan, kalau menang alhamdulillah, kalau tidak juga tidak apa-apa," kata Isa yang masih duduk di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Regional
Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Regional
Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Regional
Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Regional
Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Regional
Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Regional
Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Regional
Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Regional
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

Regional
BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Regional
Cerita Chef Restoran Kampung Melayu, Deg-degan Pertama Kali Memasak untuk Presiden

Cerita Chef Restoran Kampung Melayu, Deg-degan Pertama Kali Memasak untuk Presiden

Regional
Buruh Pelabuhan di Banjarmasin Ditemukan Tewas Membusuk, Ketahuan Saat Rekannya Mau Bayar Utang

Buruh Pelabuhan di Banjarmasin Ditemukan Tewas Membusuk, Ketahuan Saat Rekannya Mau Bayar Utang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com