KENDARI, KOMPAS.com - Sebanyak 13 desa di tujuh kecamatan, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terendam banjir. Tujuh kecamatan terdampak banjir yakni, Kecamatan Wolo, Kolaka, Wundulako, Tanggetada, Polinggona, Watubangga dan Kecamatan Baula.
Wilayah yang paling parah terkena banjir yakni Kelurahan Polinggona, Kecamatan Polinggona. Banjir mencapai sekitar dada orang dewasa. Bahkan banjir di pesantren Baitul Arqam dan premukiman warga mencapai 2 meter.
Selain itu saat ini listrik padam dan jaringan komunikasi diakses untuk melakukan panggilan telepon.
Kepala BPBD Kolaka Akbar mengatakan, banjir mulai meredam tujuh kecamatan dan 13 desa pada Selasa (4/7/2023) subuh pukul 05.00 Wita.
Baca juga: 2 Korban Hanyut Banjir Bandang di OKU Selatan Ditemukan Selamat, 1 Lainnya Tewas
"Saat ini warga belum ada yang mengungsi. Mereka menunggu air surut sambil membersihkan rumah," ungkap Akbar via telepon seluler, Rabu (5/7/2023).
Ia pun mengaku belum memiliki data pasti terkait jumlah rumah dan kepala keluarga terdampak banjir. Namun, Akbar memperkirakan ada ratusan rumah warga yang terendam banjir.
"Saat ini kita masih kumpulkan data di setiap kelurahan," katanya.
Selain itu, banjir bandang juga menyebabkan jembatan penghubung dua kabupaten yakni Kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur terputus. Jembatan tersebut berada di wilayah Kecamatan Watubangga.
Jembatan yang dibangun sejak 10 tahun lalu itu kini tidak bisa digunakan lagi. Pasalnya, jembatan sepanjang 15 meter itu kondisinya rusak parah akibat tanah amblas.
"Saat ini, tidak bisa dilewati sama sekali oleh kendaraan," ujar Akbar.
Ia menuturkan pengendara dari dua kabupaten, menggunakan jalan alternatif yang lokasinya berada sekitar 700 meter dari jembatan putus.
Dia mengatakan intensitas hujan yang cukup deras dan air laut yang sedang pasang, menjadi penyebab terjadinya banjir. Pasalnya air di sekitar daerah aliran sungai cepat meluap dan masuk hingga ke pemukiman warga.
"Air laut di daerah hilir dekat laut menyebabkan lama surut," ujar Akbar.
Dia pun enggan berkomentar banyak terkait semakin berkurangnya daerah resapan air di sejumlah pesisir sungai. Namun ia mengakui, ada sejumlah penyempitan aliran sungai yang melintas pada sejumlah kecamatan.
Sementara itu, seorang warga di Kecamatan Watubangga, Rahmad Hidayat, mengatakan bahwa wilayah terdampak banjir berada di sekitar daerah aliran sungai. Kondisi itu menyebabkan air cepat meluap dan masuk ke permukiman warga.
"Banjir rendam mulai dari setinggi lutut hingga dada orang dewasa," tutur Rahmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.