PALEMBANG, KOMPAS.com - Sebanyak 30 orang di Sumatera Selatan menjadi korban perdagangan manusia setelah diiming-imingi menjadi pekerja migran.
Hal itu terungkap setelah tim Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Polda Sumatera Selatan berhasil mengungkap 19 kasus human trafficking di sejumlah wilayah hukumnya.
Wakapolda Sumatera Selatan Brigjen Pol Zulkarnain mengatakan, 19 kasus itu terungkap sepanjang periode 5 hingga 25 Juni 2023. Dari pengungkapan kasus tersebut, mereka menangkap 21 orang yang menjadi otak dari perdagangan manusia tersebut.
Menurut Zulkarnain, dari hasil pemeriksaan para pelaku rata-rata mengiming-imingi korban dapat bekerja di luar negeri setelah menyetorkan sejumlah uang. Namun, saat uang disetorkan, korban tak kunjung diberangkatkan bahkan ada yang malah dijadikan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).
“Keterangan 21 tersangka ini masih terus dikembangkan tim Satgas TPPO untuk mengungkap tempat-tempat lain yang dijadikan penampungan,” kata Zulkarnain dalam rapat koordinasi Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Senin (26/6/2023).
Zulkarnain menegaskan, jumlah penanganan perkara ungkap TPPO paling banyak berada di Palembang dengan korban sebanyak 15 orang dan delapan orang tersangka.
Sementara di Polres Ogan Ilir dan Banyuasin, Muara Enim dan Musi Banyuasin (Muba), Prabumulih dan OKU Timur, tercatat masing-masing menerima satu laporan polisi dengan jumlah korban satu serta satu tersangka. Kemudian, Polres PALI terdapat dua laporan dengan jumlah korban dua orang dan dua tersangka.
Dengan banyaknya kasus tersebut, warga diminta untuk waspada terlebih lagi mempercayai seseorang yang menjanjikan dapat memberangkatkan ke luar negeri dengan gaji yang besar.
“Modus serta cara yang digunakan sangat beragam dan terus berkembang, serta melibatkan sindikasi sebagai pelakunya. Warga juga diminta waspada, laporkan ke polisi bila melihat ada yang mencurigakan,” imbuhnya.
Satgas TPPO Sumatera Selatan saat ini terus melakukan penyelidikan untuk mengembangkan kasus yang terungkap. Zulkarnain menduga bahwa jaringan ini diperkirakan akan terus menyasar para korban lain.
“Satuan tugas tidak boleh merasa puas dan underestimate karena masih banyak yang harus ditingkatkan dalam pelaksanaanya untuk memberikan perlindungan bagi seluruh warga negara indonesia," tegas Zulkarnain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.