LOMBOK, KOMPAS.com - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai member holding dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Group tetap berkomitmen membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Hal ini disampaikan pihak ITDC di tengah kabar perusahaan itu merugi dalam mengelola KEK Mandalika. Bahkan, ITDC kini tengah menanggung beban utang sebesar Rp 4,6 triliun.
Diketahui, ITDC membangun The Mandalika sejak 2015 di atas lahan dengan luas kurang lebih 1.174 hektar. Pengembangan The Mandalika sebagai kawasan pariwisata terintegrasi dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar.
Adapun infrastruktur tersebut yakni berupa akses jalan kawasan, utility duct, water treatment plant, waste water treatment plant, jaringan listrik dan fasilitas pendukung lainnya, serta jalan kawasan khusus (JKK) atau yang saat ini dikenal dengan nama Pertamina Mandalika International Circuit atau Sirkuit Mandalika.
“Dalam pembangunan dan pengembangan kawasan ini membutuhkan biaya yang tidak kecil dan dukungan dari berbagai pihak, yaitu pemerintah pusat, pemerintah NTB, pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah, dan stakeholder terkait serta masyarakat sekitar kawasan The Mandalika, bersama-sama dalam mendukung pembangunan dan pengembangan The Mandalika sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB,” kata Direktur Utama ITDC Ari Respati melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (19/6/2023).
Baca juga: Anggap Pengelola Mandalika Tak Serius sampai Merugi, Gubernur NTB: Jangan Manja
Menurut Ari, event internasional di kawasan The Mandalika seperti MotoGP dan World SBK, telah memberikan multiplier effect bagi masyarakat yang dibuktikan melalui besarnya dampak ekonomi bagi NTB dan nasional.
"Dampak ekonomi MotoGP 2022 mencapai Rp 3.570 miliar bagi perekonomian NTB dan Rp 4.500 miliar bagi perekonomian nasional," ungkapnya.
Selain itu, penyelenggaraan MotoGP 2022 mencatat jumlah penonton mencapai 102.801 orang, serapan tenaga kerja 4.600 orang, estimasi belanja penonton Rp 545,22 miliar, dengan perputaran uang penonton Rp 697,88 miliar, promosi Rp 25,860 juta, akomodasi Rp 42,7 miliar, dan UMKM Rp 23,08 miliar.