Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Pengelola Mandalika Tak Serius sampai Merugi, Gubernur NTB: Jangan Manja

Kompas.com - 16/06/2023, 14:05 WIB
Pythag Kurniati

Editor

NUSA TENGGARA BARAT, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah menilai badan usaha milik negara (BUMN) pengelola Mandalika tidak serius melakukan pekerjaan sehingga berdampak pada kerugian.

Padahal, selama ini pemerintah pusat dan daerah sudah sangat mendukung berbagai kegiatan yang digelar di Mandalika.

"Saya kira InJourney, ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation), dan MGPA (Mandalika Grand Prix Association) jangan manja. Kalau ini dikelola dengan benar dan baik, menurut saya, mereka tidak akan rugi dan pasti untung," katanya melalui sambungan telepon, Jumat (16/6/2023).

Baca juga: Ironi MotoGP Mandalika, Penonton Penuh, tapi BUMN Pengelolanya Merugi

Dia pun meminta pengelola Mandalika termasuk ITDC dan MGPA untuk lebih serius mengelola setiap acara internasional di Mandalika.

"Ini jangan sampai dia kelola begini, karena hanya ingin injeksi penanaman modal dari negara. Setiap rugi injeksi modal," katanya.

"Kita tunggang langgang cari duit mereka gampang-gampang saja. Karena kalau mereka bilang rugi, ABPN tinggal nginjek, kan enggak benar, mereka digaji tinggi tapi kerjaan begitu-begitu," tandas gubernur.

Baca juga: BUMN Tercekik Utang Rp 4,6 Triliun Gara-gara Bangun Mandalika

Siap ambil alih WSBK

Pemerintah provinisi pun menawarkan mengambil alih pengelolaan agenda World Suberbike (WSBK) yang terancam dihapus karena pengelola merugi.

"Kalau memang mau kasar, kalau ITDC dan MGPA enggak sanggup daerah sanggup untuk mengeloala WSBK. Siap mengambil alih event WSBK," katanya.

Penawaran tersebut, menurutnya, bukan tanpa alasan.

Pemerintah daerah, kata Zul, memiliki pengalaman mengelola agenda internasional seperti MXGP.

"Oleh karena itu menurut saya karena kami berpengalaman juga meng-handle event internasional, kami juga siap bekerja sama, bukan hanya tanggung jawab ITDC MGPA, serahkan pada daerah begitu," ujar dia.

Zul pun menyayangkan gagalnya pengelolaan WSBK.

"Sebagai daerah saya siap (mengambil alih), karena sayang kalau dagangan (WSBK) sebagus ini kok sampai enggak laku," kata dia.

Terjerat utang

Sebelumnya diberitakan, mega proyek pengembangan kawasan Mandalika NTB meninggalkan setumpuk utang hingga membuat pengelola kebingungan membayar cicilan.

Adapun pengembang kawasan tersebut ialah PT. ITDC yang merupakan anggota holding BUMN PT InJourney.

Direktur Utama InJouney, Dony Oskaria mengatakan, akibat langsung dari penugasan pemerintah untuk pengembangan Mandalika, ITDC kini harus menanggung utang sebesar Rp 4,6 triliun.

"Itu waktu kita mengambil alih Mandalika itu posisinya adalah mereka mempunyai short term liabilities Rp 1,2 triliun. Mereka mempunyai long term liabilities Rp 3,4 triliun," kata Dony saat rapat bersama Komisi VI DPR RI, yang disiarkan dari kanal Youtube Komisi VI DPR RI, dikutip pada Jumat (16/6/2023), seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Dony, mewakili InJouney, meminta pemerintah dan DPR mengucurkan uang APBN melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) agar kelangsungan bisnis ITDC tetap terjaga.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lombok, Idham Khalid)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com