LEBAK, KOMPAS.com - Kasus empat remaja membunuh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Lebak, jadi sorotan.
Dua di antara pelaku tersebut berstatus sebagai siswa kelas enam SD sementara lainnya setingkat SMP.
Psikolog Anak dan Keluarga Sani Budiantini Hermawan mengatakan, tindakan para pelaku tersebut tergolong tindakan yang sadis dan tanpa empati.
Namun demikian, tidak bisa sepenuhnya para pelaku disalahkan. Tindakan ini, kata dia, bisa jadi dipicu oleh tontonan sehari-hari melalui film atau games yang dikonsumsi oleh mereka.
Baca juga: Kasus ODGJ Dibunuh, Pemkab Lebak Minta Masyarakat Lapor jika Ada yang Telantar
"Bisa terjadi karena apa yang dia lihat, apa yang dia tonton menimbulkan kurangnya empati pada seseorang, mungkin games tembak menembak, darah menjadi sangat tidak menyakitkan bahkan malah membuat mereka senang melakukan fun activity," kata Sani kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (19/6/2023).
Menurut Sani, semestinya ada kontrol dari lingkungan sekitar seperti orang tua, sekolah maupun pemerintah soal mana mana yang baik, yang boleh atau tidak boleh termasuk soal tontonan.
Baca juga: Fakta 4 Remaja Siksa lalu Bunuh ODGJ di Lebak, Pelaku Berbagi Peran